Jakarta –
Darah tinggi menjadi salah satu penyakit yang mengkhawatirkan. Bahkan, hipertensi disebut sebagai ‘the silent killer’ atau pembunuh diam-diam karena gejalanya yang tak tampak. Terdapat berbagai jenis obat untuk darah tinggi yang diresepkan oleh dokter, salah satunya benazepril.
Selain penggunaan benazepril, pengobatan untuk tekanan darah tinggi juga dapat dilakukan dengan mengendalikan berat badan dan perubahan jenis makanan yang dikonsumsi, seperti makanan tinggi garam.
Apa Itu Benazepril?
Benazepril merupakan obat yang digunakan untuk mengobati darah tinggi. Ini merupakan jenis obat hipertensi yang menghambat enzim pengubah angiotensin (ACE).
Benazepril bekerja dengan memblokir zat dalam tubuh yang menyebabkan pembuluh darah mengencang. Dengan menggunakan obat ini, pembuluh darah akan lemas sehingga dapat menurunkan tekanan darah dan meningkatkan suplai darah dan oksigen ke jantung.
Dosis dan Aturan Pakai
Dosis obat ini akan berbeda untuk tiap pasien. Ikuti petunjuk dokter atau label. Informasi berikut hanya mencakup dosis rata-rata. Jika dosis yang diberikan dokter berbeda, jangan mengubahnya kecuali diminta oleh dokter.
Jumlah obat yang diminum tergantung pada obatnya. Jumlah dosis yang diminum setiap hari, waktu yang diperbolehkan antar dosis, dan lamanya waktu minum obat juga tergantung pada masalah medis.
Untuk bentuk tablet, dosisnya adalah:
1. Dewasa
Awalnya 10 mg sekali sehari. Namun dokter mungkin akan meningkatkan dosis menjadi 20 hingga 40 mg per hari. Dapat diminum sesudah atau sebelum makan. Diminum sebagai dosis tunggal atau dibagi menjadi dua dosis.
2. Anak-anak berusia 6 tahun ke atas
Dosis didasarkan pada berat badan dan harus ditentukan oleh dokter. Dosis awal biasanya 0,2 mg per kg berat badan setiap hari. Dokter mungkin menyesuaikan dosis sesuai kebutuhan. Namun, dosis biasanya tidak lebih dari 0,6 mg per kg berat badan atau 40 mg per hari.
Anak-anak di bawah usia 6 tahun tidak dianjurkan menggunakan obat ini.
Bentuk Obat Benazepril
Tablet
Golongan Obat Benazepril
Obat resep
Kategori Benazepril
ACE inhibitor
Kontra Indikasi Benazepril
- Benazepril tidak boleh digunakan bila ada riwayat hipersensitivitas terhadap benazepril atau penghambat ACE lainnya.
- Benazepril dikontraindikasikan pada pasien dengan riwayat angioedema sebelumnya atau riwayat angioedema yang disebabkan oleh penghambat ACE.
- Jangan gunakan benazepril bila pasien menggunakan valsartan atau sacubitril dalam 36 jam terakhir.
- Jangan gunakan benazepril saat pasien diabetes diobati dengan aliskiren
Interaksi Obat Benazepril
- Menggunakan obat ini dengan obat-obatan berikut ini tidak dianjurkan. Dokter mungkin memutuskan untuk tidak menggunakan obat ini atau mengganti beberapa obat lain yang sedang diminum.
- Aliskiren
- Sacubitril
Perhatian Penggunaan Benazepril
Obat ini memiliki beberapa peringatan
1. Peringatan alergi
Benazepril dapat menyebabkan reaksi alergi kulit. Gejala reaksi ini adalah gatal, ruam, dan kulit melepuh. Jangan minum obat ini lagi jika pernah mengalami reaksi alergi terhadapnya. Meminumnya kembali bisa berakibat fatal (menyebabkan kematian).
2. Peringatan bagi pengidap penyakit ginjal
Jika memiliki masalah ginjal atau Riwayat penyakit ginjal, seseorang mungkin tidak dapat membersihkan obat ini dari tubuh dengan baik. Ini justru dapat meningkatkan kadar benazepril dalam tubuh dan menyebabkan lebih banyak efek samping.
3. Peringatan kerusakan hati
Dalam kasus yang jarang terjadi, benazepril dapat menyebabkan kerusakan hati. Jika sudah memiliki penyakit hati, mengonsumsi obat ini dapat memperburuknya. Jika mengalami penyakit kuning saat menggunakan obat ini, segara hentikan menghentikan penggunaan benazepril. Gejala penyakit kuning termasuk menguningnya kulit atau bagian putih mata Anda.
4. Peringatan untuk ibu hamil
Benazepril adalah obat kehamilan kategori D. Penelitian pada manusia telah menunjukkan efek buruk pada janin saat ibu meminum obat tersebut. Obat ini hanya boleh digunakan selama kehamilan dalam kasus serius yang diperlukan untuk mengobati kondisi berbahaya pada ibu.
Bicaralah dengan dokter Anda jika sedang hamil atau berencana untuk hamil. Minta dokter untuk memberi tahu tentang bahaya khusus yang mungkin terjadi pada kehamilan. Jika Anda hamil saat menggunakan obat ini, berhentilah meminumnya dan segera hubungi dokter Anda
5. Peringatan untuk ibu menyusui
Obat ini dapat masuk ke dalam ASI dan dapat menyebabkan efek samping yang serius pada anak yang disusui. Bicaralah dengan dokter jika sedang menyusui.
6. Peringatan untuk lansia
Ginjal lansia mungkin tidak berfungsi sebaik dulu. Ini dapat menyebabkan tubuh memproses obat lebih lambat. Akibatnya, jumlah obat yang tinggi tetap berada di dalam tubuh untuk waktu yang lebih lama. Ini meningkatkan risiko efek samping.
Efek Samping Benazepril
Beberapa efek samping mungkin muncul akibat mengonsumsi obat ini, di antaranya:
- Batuk
- Sakit kepala
- Pusing
- Kantuk
- Pembengkakan pada wajah, tenggorokan, lidah, bibir, mata, tangan, kaki, pergelangan kaki, atau kaki bagian bawah
- Suara serak
- Kesulitan bernapas atau menelan
- Pusing
- Pingsan
- Ruam
- Menguningnya kulit atau mata
- Demam, sakit tenggorokan, menggigil, dan tanda-tanda infeksi lainnya
Simak Video “Ini Bahayanya Jika Hipertensi Tak Dikontrol“
[Gambas:Video 20detik]
(suc/suc)