Tag: Alasannya

Kylie Jenner Nyesel Oplas Payudara di Usia 19 Tahun, Ternyata Ini Alasannya


Jakarta

Baru-baru ini Kylie Jenner mengungkap fakta bahwa dirinya pernah melakukan operasi plastik di usia 19 tahun. Itu dilakukan untuk membesarkan payudaranya.

Namun, Kylie mengaku menyesal telah melakukan operasi tersebut di usianya yang masih cukup muda. Penyesalan ini muncul saat dirinya takut bila putrinya, Stormi, nanti akan melakukan hal yang sama.

“Aku melakukannya (permak payudara) sebelum memiliki Stormi, tidak berpikir bahwa aku akan memiliki anak di usia 20,” ucap Kylie Jenner, dikutip dari Page Six.

“Dia (Stormi) merupakan hal terindah yang pernah ada. Aku ingin menjadi ibu dan contoh terbaik untuknya. Aku harap aku bisa menjadi dirinya dan melakukan hal yang berbeda karena aku tidak akan menyentuh (permak) apapun,” sambungnya.

Pengakuan Kylie ini tentunya membuat publik kaget. Sebab, dirinya sempat mengelak saat disebut mengubah bagian tubuhnya agar terlihat indah.

Kylie saat itu mengelak jika ada perubahan pada ukuran payudaranya. Ketika itu, ia menjawab bahwa perbedaan ukuran payudara itu terjadi karena sedang masa menstruasi dan akan mengecil setelahnya.

Seperti prosedur operasi lainnya, operasi payudara juga memiliki risiko yang mungkin berbahaya untuk tubuh. Dikutip dari Cleveland Clinic, ada beberapa kemungkinan risiko yang bisa muncul, seperti:

  • Anestesi
  • Berdarah
  • Infeksi
  • Perubahan sensasi puting atau payudara
  • Bekas luka
  • Implan bocor atau pecah
  • Nyeri
  • Membutuhkan operasi revisi

Simak Video “Berkali-kali Operasi Plastik, Amankah?
[Gambas:Video 20detik]
(sao/naf)

Dokter Temukan Sedih Berlebihan Bisa Picu Serangan Jantung, Ini Alasannya


Jakarta

Kehilangan seseorang kerap menimbulkan luka yang mendalam, baik itu kehilangan karena kematian, putus bercinta, dan lain sebagainya. Karenanya, jika kehilangan tersebut bisa membuat seseorang berduka dan sedih berlebihan.

Tapi apakah Anda tahu kalau perasaan duka yang berlarut-larut itu bisa berisiko bagi kesehatan? Sebuah penelitian yang dilakukan tim dari Swedia menemukan seseorang yang kehilangan keluarga dekatnya memiliki risiko lebih tinggi terkena berbagai penyakit jantung, mulai dari fibrilasi atrium, gagal jantung, stroke, hingga serangan jantung.

“Kami menemukan individu yang kehilangan anggota keluarga dekatnya (anak, pasangan, orang tua, saudara kandung) memiliki risiko lebih tinggi mengalami fibrilasi atrium, penyakit jantung, serangan jantung, stroke dan gagal jantung dibandingkan mereka yang belum kehilangan anggota keluarga,” ujar epidemiolog dr Dang Wei, dikutip dari Daily Mail, Rabu (19/7/2023).

“Hati yang hancur ikut ‘menghancurkan’ jantung,” sambungnya.

Studi yang dilakukan dr Wei dan timnya menggali lebih lanjut penelitian serupa dilakukan terhadap populasi di Swedia dan Denmark.

Studi tersebut menemukan bahwa orang yang berduka memiliki risiko 41 persen lebih tinggi terkena penyakit jantung. Risiko ini mencapai puncaknya dalam tiga bulan pertama setelah kehilangan.

Selain itu, mereka juga memiliki 30 persen persen lebih tinggi terkena stroke.

Sementara itu, konsultan ahli saraf dari sebuah klinik swasta di London, dr Steven Allder menerangkan perasaan duka bisa memicu stress pada tubuh, sistem organ dan imunitas.

“Ini mungkin menjelaskan kenapa banyak orang yang jatuh sakit ketika mengalami duka,” imbuhnya.

Lebih lanjut, dr Allder menjelaskan bagaimana perasaan duka bisa mempengaruhi kesehatan. Ketika seseorang berduka, otak akan menerjemahkan perasaan duka itu sebagai situasi stress, dan melepaskan hormon kortisol dan adrenalin untuk melindungi tubuh dari perasaan terancam.

Kendati demikian, stress yang berlebihan bisa memicu peradangan dan berdampak pada sistem kekebalan tubuh. Hal ini membuat seseorang menjadi rentan terserang penyakit saat sedang berduka atau mengalami stress.

Lebih lanjut, produksi adrenalin yang berlebihan dapat berdampak pada frekuensi detak jantung dan pernapasan. Alhasil, orang sedih atau stress berlarut-larut rentan terkena penyakit seperti serangan jantung, gagal jantung, hingga ‘broken heart syndrome’.

Simak Video “Connie Nurlita Meninggal karena Serangan Jantung, Apa Saja Gejalanya?
[Gambas:Video 20detik]
(ath/kna)