Tag: Anak

Polusi Udara Makin Ambyar, Setuju Nggak Anak Sekolah ‘PJJ’ Lagi?

Jakarta

Polusi udara masih menghantui sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk DKI Jakarta. Melihat itu, Presiden Joko Widodo akan mempertimbangkan opsi kelonggaran bagi pekerja untuk bekerja dari rumah saat kondisi polusi memburuk.

Tak hanya orang dewasa, anak-anak juga termasuk dalam kategori kelompok yang sensitif terhadap polusi udara. Lantas, perlukah anak sekolah melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) di tengah kondisi kualitas udara yang buruk?

Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi atau yang akrab disapa sebagai Kak Seto, mengatakan penerapan PJJ untuk anak sekolah mungkin perlu diterapkan. Sebab, itu merupakan salah satu upaya yang bisa diterapkan untuk menghindari polusi udara yang semakin memburuk.

Menurutnya, polusi tak terlalu berbeda jauh dengan virus Corona yang juga sangat berbahaya untuk kesehatan tubuh.

“Karena lingkungan di luar ya. Itu tidak terlalu jauh berbeda dengan virus corona. Jadi mengajak anak sementara di rumah saja,” ucapnya saat ditemui di Jakarta Selatan, Selasa (15/8/2023).

“Dan mungkin beberapa kantor juga sementara bekerja di rumah. Anak juga, jadi supaya tidak terkena polusi,” sambungnya.

Namun, menurut perwakilan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Bernie Endyarni Medise, SpA(K), MPH, penerapan PJJ ini perlu dipertimbangkan lagi. Pasalnya, metode tersebut mungkin akan membuat anak didik lebih sulit untuk menyerap pelajaran dengan baik.

“Supaya anak ini harus terus bisa sekolah dong, jadinya mungkin perlunya pemerintah apa, kemudian mungkin pengguna kendaraan karena kan polusi banyak dari kendaraan. Mungkin lebih banyak pakai transportasi yang nyaman mungkin. Jadi apa yang bisa dilakukan untuk mengurangi polusi ini,” jelas dr Bernie.

NEXT: Bagaimana Menurut Kemenkes?

Simak Video “Polusi Jakarta Memprihatinkan, Paparannya Bikin Iritasi Saluran Napas
[Gambas:Video 20detik]

Dokter Anak Ungkap Tiap Hari Ada 200 Bayi di RI Meninggal, Ini yang Jadi Pemicu


Jakarta

Masalah pernapasan dapat menjadi masalah besar pada bayi yang baru dilahirkan. Tingginya angka kematian bayi yang baru lebih paling banyak disebabkan oleh masalah pernapasan.

Dokter spesialis anak Prof Dr dr Rinawati Rohsiswatmo, SpA(K) buka suara terkait masalah pernapasan yang dialami bayi. Prof Rinawati mengatakan bahwa persentase potensi bayi yang baru lahir mengalami masalah pernapasan adalah sekitar 10 persen.

Prof Rinawati menjelaskan masalah pernapasan seperti asfiksia yang dialami oleh bayi yang baru lahir memerlukan penanganan khusus. Ia menjelaskan bahwa kondisi tersebut berpotensi besar menyebabkan kematian pada bayi. Angka kematian bayi yang baru lahir di Indonesia sangatlah besar.

“Risiko terbesar masalah pernapasan yang bisa dialami bayi itu bahkan bisa membuat bayi meninggal dunia,” katanya ketika ditemui di Jakarta Pusat, Senin (14/8/2023).

“Setiap hari kalau dihitung angka kelahiran di Indonesia itu kan sekitar 5 juta ya. Nah, dalam satu hari itu ada 200 bayi yang meninggal di seluruh Indonesia. Kasus kematian itu 70 persen karena masalah penyakit pernapasan,” sambungnya.

Selain masalah pernapasan, Prof Rinawati mengatakan umumnya penyebab kematian pada bayi yang baru lahir disebabkan oleh kelahiran prematur dan juga masalah kesehatan bawaan.

“Yang masuk kategori bayi itu kan yang usia 0-1 tahun ya. Di antaranya itu paling banyak kasus kematian bayi baru lahir itu dalam 24 jam pertama sampai seminggu pertama,” jelasnya.

“Indonesia itu nomor lima tertinggi di Asia Tenggara untuk jumlah kematian bayi baru lahir. Kita kalah sama Singapura, Thailand, dan Vietnam untuk persoalan ini,” pungkasnya.

Simak Video “Operasi Pemisahan Bayi ‘Berkaki 6’ di Lombok Dilakukan Akhir Pekan
[Gambas:Video 20detik]
(avk/kna)

Efek Pelecehan Seks, Viral Dikaitkan Pengakuan Anak Pinkan Mambo soal Ayah Tiri


Jakarta

Ramai pengakuan anak Pinkan Mambo, MA (17), yang mengaku dilecehkan oleh ayah tirinya, SW. Menanggapi ini, Pinkan belum bicara banyak soal pengakuan putrinya itu.

MA mengaku Pinkan Mambo seolah tidak mempercayai perkataannya soal tindakan pelecehan seksual yang dilakukan SW.

Dalam ungkapannya Pinkan Mambo masih tidak mau tegas mengatakan siapa yang bersalah dalam kasus ini. Saat ini SW sudah mendekam di penjara.

“Karena MA masuk kamar SW. Saya lihat juga, tapi saya tidak membela keduanya, saya bukan Tuhan,” kata Pinkan Mambo kepada detikcom melalui pesan singkat, Jumat (29/7/2023).

“Benar (dipenjara karena kasus pelecehan seksual terhadap MA). Tapi saya bela 1.000 persen anak saya,” tegasnya.

MA yang ditemui di Pondok Pinang, Jakarta Selatan, menceritakan tindakan pelecehan seksual yang dilakukan ayah tirinya. Saat itu, MA mengaku masih berusia 12 tahun, dan tindakan itu tidak hanya dilakukan satu atau dua kali saja.

Menurut pengakuan anaknya yang berinisial MA, Pinkan Mambo tahu semua masalah ini, tetapi memilih diam. Kini, anaknya, tinggal dengan ayah kandungnya untuk melepas bayang-bayang tindakan bejat ayah tirinya itu.

“Itu terjadi bukan 5 bulan doang dan seterusnya, tapi sampai 2 tahun. Perlakuan dia dari yang kecil-kecil sampai melebar sampai ke arah…,” kata MA yang tak dilanjutkannya lagi.

“Aku belum tahu reaksi Mami gimana karena dia belum sempat speak up sama sekali dan mungkin ya, aku juga nggak tahu dia akan muncul atau nggak. Sikapnya aku nggak tahu, tetapi yang aku lihat dia nggak percaya sama omongan aku. Dan iya gitu sih,” duga MA terhadap sikap Pinkan Mambo.

Dampak Pelecehan Seksual

Psikolog berlisensi, Coleen Cullen, mengungkapkan dampak paling banyak yang dialami korban pelecehan seksual adalah depresi, kecemasan, hingga gangguan stres pascatrauma (PTSD).

“Seseorang yang mengalami pelecehan seksual dapat memicu gejala depresi dan kecemasan, bahkan bisa memperburuk kondisi sebelumnya yang mungkin telah dikendalikan atau diselesaikan,” ujar Cullen, dikutip dari NBC News.

Selain PTSD, adapun dampak mental lainnya yang bisa dialami korban pelecehan seksual, seperti:

Gangguan stres pasca-trauma (PTSD) yang menyebabkan kilas balik, mimpi buruk, kecemasan parah, dan sulit mengendalikan pikiran.

Depresi termasuk kesedihan panjang, putus asa, menangis tiba-tiba, hingga kehilangan minat pada hal yang sempat disukai.

Munculnya pikiran atau keinginan untuk melakukan bunuh diri.

Disosiasi termasuk tidak fokus pada pekerjaan dan tugas sekolah.

Simak Video “Waspada! Pelecehan Seksual di Sekitar Kita
[Gambas:Video 20detik]
(sao/naf)

Kasus Diabetes Anak Naik 10 Tahun Terakhir, Pakar: Jumlahnya Bisa Lebih Tinggi


Jakarta

Dalam waktu 10 tahun terakhir, prevalensi diabetes melitus tipe 1 di Indonesia melonjak tujuh kali lipat, dari semula 3,88 per 100 juta penduduk di 2000, menjadi 28,19 per 100 juta penduduk di 2013. Prof Dr dr Aman Bhakti Pulungan SpA memperkirakan jumlahnya jauh lebih tinggi, terlebih selama ini banyak pasien anak tidak terdiagnosis diabetes.

“Hidup dengan DMT1 tidaklah mudah dan memerlukan lebih dari sekadar dukungan medis. Pengelolaan DMT1 yang tepat memerlukan pemantauan kadar gula darah secara mandiri dan pemahaman yang komprehensif tentang kondisi tersebut,” terang Changing Diabetes in Children (CDiC) Lead untuk Indonesia tersebut, melalui keterangan tertulis yang diterima detikcom Sabtu (22/7/2023).

Angka tersebut menurutnya dilaporkan di tengah keterbatasan pengelolaan kasus diabetes melitus tipe 1 di Indonesia. Karenanya, Prof Aman menyoroti perlunya pendampingan yang baik pada pasien, utamanya mereka yang sudah berada di fase kronis.

“Masih ada keterbatasan dalam pengelolaan DMT1 di Indonesia, tetapi tidak boleh ada seorang anak pun meninggal akibat diabetes (no child should die from diabetes). Oleh karena itu, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pasien maupun caregiver adalah cara terbaik untuk mencegah komplikasi akut dan kronis,” pesan dia.

Terpisah, Wakil Menteri Kesehatan dr Dante Saksono Harbuwono sebelumnya sempat mengungkap ‘biang kerok’ di balik angka diabetes terus meningkat. Bahkan, perkiraan prevalensinya secara umum menyentuh 12 persen di 2023.

Ada dua faktor yakni genetik dan non genetik atau lingkungan. Faktor genetik menurutnya tidak bisa dihindari lantaran beriringan dengan peningkatan pertumbuhan penduduk.

“Sehingga kemungkinan diabetes karena model perkawinan yang membawa gen diabetes itu muncul,” ucap Dante.

Sementara faktor non-genetik penyebab diabetes, seperti kebiasaan, lifestyle yang buruk, maupun pola hidup menurut Dante, juga berkontribusi dengan angka tren peningkatan diabetes di Indonesia.

“Kita sudah melakukan intervensi terhadap beberapa hal yang meningkat seperti diabetes tersebut, mungkin angkanya akan jauh lebih tinggi lagi kalau kita tidak melakukan intervensi. Tetapi yang kita tidak bisa hindari adalah faktor genetik. Nah ini penting, untuk kanker juga begitu,” pungkasnya.

Simak Video “Waspada Diabetes pada Anak
[Gambas:Video 20detik]
(naf/suc)

Populasi Menyusut, Ini Alasan Wanita Jepang Ogah Punya Anak


Jakarta

Jepang dilanda krisis populasi. Angka kelahiran di sana terus menurun, disebut gegara banyak warganya termasuk apra wanita memilih untuk tidak mempunyai anak. Hal ini memicu kekhawatiran pemerintah, termasuk Perdana Menteri Fumio Kishida yang telah menjanjikan sejumlah tindakan untuk menahan angka kelahiran yang anjlok.

Kishida sempat menyampaikan prediksinya, menyebut pada 2030 mendatang, jumlah populasi warga muda di Jepang akan punah.

“Populasi kaum muda akan mulai menurun secara drastis pada tahun 2030-an. Jangka waktu hingga saat itu adalah kesempatan terakhir kita untuk membalikkan tren penurunan kelahiran,” beber Kishida beberapa waktu lalu.

Namun sebenarnya, apa sih alasan banyak wanita di Jepang memilih untuk tidak berkeluarga dan memiliki anak? Menurut mereka, kondisi semacam apa yang diperlukan agar banyak wanita tertarik lagi untuk membesarkan anak?

The Nippon Foundation melakukan survei terhadap 10.000 wanita berusia antara 18 dan 69 tahun untuk menanyakan pendapat mereka.

Sebelumnya, Kishida menyatakan bahwa pihaknya akan menggandakan anggaran terkait upaya meningkatkan kelahiran pada awal 2030-an. Namun rupanya, hanya 20,9 persen responden setuju bahwa kenaikan anggaran perlu menjadi prioritas utama.

Lainnya, sebanyak 15,2 persen responden mengaku kenaikan anggaran tersebut tidak realistis karena situasi keuangan Jepang sedang memburuk, dan 36,3 persen responden berpendapat bahwa tindakan nyata lebih penting daripada jumlah uang yang dikeluarkan.

Mengenai cara membayar anggaran terkait anak, banyak responden menentang kebijakan kenaikan pajak. Mereka beranggapan, langkah itu hanya akan menambah beban terkait jaminan sosial.

Hanya 6 persen dari mereka yang disurvei setuju bahwa langkah-langkah pemerintah untuk melawan penurunan kelahiran akan berdampak. Di samping itu, sebanyak 33,6 persen responden mengatakan bahwa langkah-langkah itu akan berdampak kecil dan 21 persen lainnya mengatakan kebijakan pemerintah tidak akan berpengaruh sama sekali.

Simak Video “ Warga Hong Kong Lebih Pilih Punya Kucing Dibanding Bayi
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/suc)

Ternyata Ini Alasan Anak Muda RI Makin Banyak yang Merokok

Jakarta

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, persentase penduduk Indonesia dengan usia lebih dari lima tahun yang merokok sebesar 23,25 persen pada 2022. Angka itu ‘hanya’ turun 0,55 persen poin dari tahun lalu di 23,78 persen.

Sementara perokok dewasa di Indonesia diperkirakan mencapai 68 juta orang. Rupanya, penggunaan rokok yang masif juga berkaitan dengan kandungan bahan perasa di sejumlah rokok tembakau kretek maupun putih.

Mirisnya, ini diyakini sebagai salah satu faktor tren perokok di usia muda tak bisa dihindari.

Riset terkait penggunaan rokok di Indonesia yang dirilis jurnal BMJ menunjukkan keterkaitan di antara keduanya. Hal ini juga mengacu pada pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang menekankan bahan kimia perasa teridentifikasi sebagai promosi penggunaan tembakau.

Para peneliti di Institute of Global Tobacco Control Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health menemukan beberapa jenis rokok di Indonesia memiliki kadar perasa kimia yang tinggi.

“Keberadaan berbagai macam perasa dan ketersediaannya yang luas ini mengkhawatirkan bukan hanya karena senyawa perasa memiliki kaitan dengan berbagai masalah kesehatan (seperti edema paru-paru berdarah, infeksi saluran pernafasan dan peradangan akut) , tetapi juga karena adanya variasi rasa ini mendorong penggunaan dan memperluas pasar konsumen produk tembakau yang mematikan,” terang para ahli.

Adapun beberapa perasa kimiawi yang dipromosikan selama ini adalah senyawa cengkeh (seperti eugenol), menthol, dan perasa kimiawi tambahan lainnya.

IGTC meneliti setidaknya 24 jenis merek kretek dan rokok putih. Peneliti kemudian mencari kadar kandungan perasa kimia di tiap batangnya. Ada 180 perasa kimia individual yang diteliti, di antaranya eugenol (senyawa perasa cengkeh), empat jenis senyawa cengkeh yang lain, dan menthol.

Kandungan eugenol amat tinggi dilaporkan pada 24 merek kretek yaitu 2,8-33,8 mg per batang. Tetapi, laporan yang tidak ditemukan di semua merek rokok putih.

Sementara mentol terdeteksi pada 14 dari 24 jenis kretek, dengan tingkat yang bervariasi antara 2,8 hingga 12,9 mg per batang. Selain itu, mentol juga ditemukan pada 5 dari 9 merek rokok putih, dengan nilai dari 3,6 hingga 10,8 mg per batang. Perasa kimia lainnya, seperti rasa buah-buahan, juga ditemukan pada banyak kretek dan rokok putih yang diteliti.

“Perasa meningkatkan daya tarik produk tembakau dan tingkat konsumsinya. Hal ini cukup jelas dari hubungan antara keberadaan zat perasa di produk tembakau dengan biaya kesehatan dan sosial yang menghabiskan sekitar US$ 1,6 juta pada tahun 2019 dan jumlah kematian yang berkaitan dengan tembakau sekitar 225.000 per tahun,” ujar Beladenta Amalia peneliti post-doctoral di IGTC dan juga co-author dalam penelitian ini.

NEXT: Pesan untuk Pemerintah

Jor-joran, Perusahaan China Beri Tunjangan Rp 2 T demi Karyawan Mau Punya Anak


Jakarta

Sebuah perusahaan besar di China meluncurkan program subsidi terbaru untuk karyawannya, demi berjuang melawan populasi yang menua. Perusahaan tersebut akan menyediakan tunjangan sebesar 50 ribu yuan atau sekitar 103 juta rupiah untuk setiap anak dari pegawainya.

Perusahaan agen perjalanan itu akan mulai memberikan tunjangan anak pada 1 Juli 2023. Mereka bakal membayar subsidi tunai untuk karyawannya sebesar 10 ribu yuan atau sekitar 20 juta rupiah setiap tahun, selama lima tahun untuk setiap anak yang lahir dari karyawannya di seluruh dunia.

Disebut, program itu diprediksi akan menghabiskan biaya sekitar 1 miliar yuan atau sekitar 2 triliun rupiah.

“Saya selalu menyarankan agar pemerintah memberikan uang kepada keluarga dengan anak-anak, terutama yang memiliki banyak anak, untuk membantu lebih banyak anak muda memenuhi keinginan mereka untuk memiliki banyak anak,” kata ketua eksekutif Trip.com James Liang dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters, Sabtu (1/7/2023).

“Perusahaan juga dapat berperan dalam kemampuan mereka sendiri untuk membangun suasana kesuburan yang menguntungkan,” sambungnya.

Liang yang juga merupakan seorang demografi itu menerbitkan sebuah buku berjudul ‘Strategi Populasi: Bagaimana Populasi Mempengaruhi Ekonomi dan Inovasi’ itu menyarankan, bahwa 2 persen dari PBD China harus digunakan untuk mendorong kesuburan.

Sebelumnya, para ahli demografi memperingatkan bahwa China akan menjadi tua sebelum menjadi kaya. Ini disebabkan banyaknya tenaga kerja yang menyusut dan pemerintah daerah yang berhutang membelanjakan lebih banyak untuk populasi lansia mereka.

Tingkat kelahiran China tahun lalu turun menjadi 6,77 kelahiran per 1.000 orang. Itu turun dari 7,52 kelahiran pada 2021, yang menjadi rekor terendah.

Hal ini disebabkan banyaknya kaum muda yang enggan memiliki anak. Mereka mengatakan ini disebabkan biaya perawatan dan pendidikan anak yang tinggi, pendapatan yang rendah, jaring pengamanan sosial yang lemah, dan ketidaksetaraan gender.

Simak Video “Populasi Negaranya Menyusut, Warga China Enggan Punya Banyak Anak
[Gambas:Video 20detik]
(sao/naf)

Gosip Syahnaz-Rendy di Mana-mana, Bagaimana kalau Anak Tanya Arti ‘Selingkuh’?

Jakarta

Aktris Syahnaz Sadiqah tengah tersandung isu selingkuh, disebut-sebut punya hubungan dengan aktor Rendy Kjaernett. Istri Rendy Kjaernett, Lady Nayoan, mengungkap hal tersebut lewat bukti percakapan yang diduga dilakukan keduanya.

Kabar yang menyeret nama adik Raffi Ahmad ini beredar di mana-mana, baik di media mainstream maupun berbagai platform media sosial. Tak pelak, mudah sekali anak-anak turut terpapar obrolan orang dewasa yakni perselingkuhan.

Hal ini tentu harus menjadi perhatian orang tua karena banyak juga anak yang menonton televisi dan menggunakan media sosial. Bagaimana cara yang paling tepat untuk menjelaskan pada anak soal ‘perselingkuhan’?

Psikolog Nuzulia Rahma Tristinarum mengatakan bahwa hal tersebut dapat dilakukan dengan cara berdiskusi dengan anak. Ia menambahkan bahwa orang tua sebaiknya menggunakan bahasa yang sesuai dengan usia anak.

“Untuk anak lain yang ikut melihat atau mendengar berita tersebut, jika orang tua merasa anak sudah mengetahui berita tersebut atau justru anak sudah bertanya pada orang tua, maka jadikan ini momen emas untuk diskusi bersama anak,” ucap Rahma pada detikcom, Rabu (21/6/2023).

“Tema ini boleh dijadikan diskusi bersama anak. Bahasa yang digunakan sebaiknya sesuaikan dengan usia anak,” sambungnya.

Rahma menjelaskan bahwa orang tua bisa membahas beberapa hal misalnya soal apa itu selingkuh, apa saja yang menyebabkan, hingga apa perasaan yang dirasakan anak apabila mengetahui orang tuanya selingkuh.

“Bisa juga membahas apakah ini terjadi pada setiap keluarga, apa yang bisa dilakukan anak-anak kalau ada orang tuanya yang mengalami seperti ini, hingga bisa juga soal apa yang kita bisa bantu untuk anak-anak yang menjadi korban perselingkuhan,” jelasnya.

Rahma menekankan bahwa orang tua dapat menggali perasaan anak. Namun, ia mengimbau untuk orang tua tidak menjelekkan siapapun dalam pembahasan tersebut.

“Kita boleh menggali perasaan dan pendapat anak. Usahakan jangan sampai ada bahasa yang menjelekkan siapapun dalam diskusi ini,” kata Rahma.

“Tujuan kita adalah agar anak memahami fenomena yang banyak terjadi di sekitarnya dan paham harus bagaimana menyikapinya,” pungkasnya.

Simak Video ‘Heboh Isu Perselingkuhan Artis, Kali Ini Syahnaz dan Rendy Kjaernett’:

[Gambas:Video 20detik]

(avk/vyp)

Alasan Wanita Jepang Ogah Punya Anak, Ternyata Solusinya Bukan Uang

Jakarta

Jepang dilanda krisis populasi. Imbas banyaknya warga tidak mau memiliki anak, angka kelahiran di negara tersebut anjlok. Lantas sebenarnya menurut wanita-wanita di Jepang, kondisi seperti apa yang mereka harapkan agar bersedia memiliki anak?

The Nippon Foundation melakukan survei terhadap 10.000 wanita berusia antara 18 hingga 69 tahun untuk mencari tahu pendapat para wanita perihal masalah penurunan angka kelahiran. Rupanya, tak seluruhnya setuju bahwa yang mereka perlukan untuk membesarkan anak hanyalah perihal uang.

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menyatakan bahwa pihaknya akan menggandakan anggaran terkait anak pada awal 2030-an. Namun, hanya 20,9 persen responden setuju bahwa kenaikan anggaran harus menjadi prioritas utama. Di samping itu, 15,2 persen responden mengatakan kenaikan tersebut tidak realistis karena situasi keuangan Jepang yang memburuk.

Kemudian, sebanyak 36,3 persen responden berpendapat bahwa tindakan nyata lebih penting daripada jumlah yang dikeluarkan.

Mengenai cara membayar anggaran terkait anak, banyak responden yang menentang kenaikan pajak dan menambah beban terkait jaminan sosial. Hal itu tercermin dari 74,6 persen responden yang menentang kenaikan pajak konsumsi untuk tujuan tersebut.

Hanya 6 persen responden menyebut langkah-langkah pemerintah untuk melawan penurunan kelahiran akan efektif. Sementara 33,6 persen mengatakan bahwa kebijakan pemerintah akan berdampak kecil dan 21 persen mengatakan tidak akan berpengaruh sama sekali.

Sebuah lembaga bernama Badan Anak dan Keluarga didirikan pada April lalu, berfokus pada bidang kemiskinan masa kanak-kanak, penurunan kelahiran, dan pelecehan anak. Namun mengacu pada survei ini, sebanyak 23,3 persen responden mengaku tidak menaruh harapan apa pun pada agensi tersebut. Bahkan, ada yang mengaku sama sekali tidak tahu bahwa ada agensi tersebut.

Simak Video “Angka Kelahiran Jepang Anjlok, Pejabat Khawatir Negaranya Lenyap
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/naf)

Cerita di Balik 4 Anak Korban Selamat Pesawat Bisa Hidup 40 Hari di Hutan Amazon

Jakarta

Ramai jadi pembahasan media internasional empat anak yang bertahan selama 40 hari di hutan Amazon, Kolombia usai menjadi korban pesawat jatuh. Adapun kecelakaan pesawat tersebut menewaskan tiga orang dewasa termasuk ibu mereka.

Tim penyelamat berhasil menemukan keempat anak tersebut setelah berminggu-minggu menelusuri hutan di daerah terpencil. Keempat anak itu berusia 13, 8, 4, dan 1 tahun.

Ditemukannya keempat anak tersebut dalam kondisi selamat menjadi sebuah ‘keajaiban’ mengingat hutan Amazon merupakan rumah untuk hewan berbahaya seperti ular berbisa, oselot, hingga jaguar.

Anak yang Ditemukan Terlatih Bertahan Diri

Dalam penelusuran reruntuhan tim penyelamat menemukan sisa-sisa buah dan farina atau sejenis tepung singkong yang menjadi makanan pokok di wilayah Amazon. Ketika buah-buahan dan singkong habis, pihak keluarga mengatakan bahwa anak-anak tersebut mengonsumsi bijinya.

Anak-anak tersebut merupakan anggota kelompok pribumi Huitoto. Semenjak kecil, mereka sudah dibekali pengetahuan tentang hutan. Pengetahuan tersebut lah yang akhirnya membuat keempat anak itu selamat.

“Menemukan cukup makanan berkualitas tinggi, membangun tempat berlindung dan menjauhi bahaya selama 40 hari dan malam di daerah terpencil Amazon Kolombia dapat menjadi tantangan besar untuk orang dewasa di Barat,” kata ahli keanekaragaman hayati Amazon University of East Anglia Carlos Peres, dikutip dari NBC, Rabu (14/6/2023).

“Apalagi untuk tiga anak di bawah 12 tahun yang membawa bayi berusia 11 bulan,” sambungnya.

Pedro Sanchez yang memimpin proses pencarian menyetujui hal tersebut. Latar belakang anak-anak tersebut membuat mereka tahu bagaimana bertahan hidup di hutan.

“Mereka tahu cara bertahan hidup di hutan, bagaimana cara makan, bagaimana cara minum. Mereka tahu cara bertahan melawan hutan yang tidak bersahabat dan bagaimana melindungi diri dari hujan. Karena hujan bisa terjadi 16 jam sehari,” kata Sanchez.

Pada sisi yang lain, anak-anak yang selamat tersebut juga dinilai sedang beruntung. Saat itu hutan Amazon juga sedang panen. Sehingga sumber makanan juga berlimpah.

Simak Video “Kondisi Kesehatan 4 Anak Kolombia yang Ditemukan Selamat di Hutan Amazon
[Gambas:Video 20detik]
(avk/naf)