Tag: Banyak

Dokter Ungkap Makin Banyak Usia 30-an Kena Serangan Jantung, Ini Pemicunya


Jakarta

Masalah kesehatan jantung saat ini tidak hanya menyerang kelompok usia tua. Dokter jantung mengungkapkan yang berusia muda dan produktif juga berisiko mengalami penyakit jantung yang mengancam nyawa.

“Saya juga merasakan jaman-jaman kita jaga banyak serangan jantung di usia muda, 30-an akhir sudah serangan jantung. Ya memang makin ke sini makin muda,” ungkap spesialis jantung dan pembuluh darah dr Sebastian Andy Manurung, SpJP(K) dalam agenda ‘Waspada Denyut Nadi Tidak Beraturan’, Kamis (21/9/2023).

Sampai saat ini penyakit jantung masih menjadi salah satu penyumbang kematian terbesar di Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari ketidaktahuan pasien akan risiko yang diidap. Kerap kali pasien datang ke fasilitas kesehatan sudah dalam kondisi fatal.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terlebih beberapa keluhan penyakit jantung memang sering diabaikan pasien. Nyeri dada yang muncul biasanya dianggap keluhan biasa saja.

dr Sebastian menambahkan gaya hidup tidak sehat juga menyumbang prevalensi serangan jantung meningkat di usia muda. Kebiasaan merokok, mengonsumsi makanan berlemak sampai sedentary lifestyle berpengaruh pada angka serangan jantung di usia muda.

“Kegiatan-kegiatan sedentary seperti mager, males naik tangga, males kemana-mana jalan kaki, itu akan mengganggu aktivita kita dan berkaitan dengan obesitas. Obesitas akan berkaitan dengan penyakit jantung koroner, irama jantung,” jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama, spesialis penyakit jantung dan pembuluh darah dr Bambang Dwiputra, SpJP(K) mengatakan faktor risiko juga berpengaruh pada pasien penyakit jantung. Bahkan kerap kali orang mudah yang terlihat sehat dan rajin olahraga juga mengalami serangan jantung.

Menurut dr Bambang, pada beberapa kasus, faktor pemicu penyakit jantung kerap dialami seseorang tanpa disadari. Salah satunya, berkenaan dengan kondisi tekanan darah tinggi yang rupanya dialami sekitar 30 persen masyarakat Indonesia.

“Jadi inilah yang menjadi concern kenapa ada orang yang rutin berolahraga tapi tiba-tiba dia kena serangan jantung? Mungkin dia secara fisik memiliki kebugaran yang tinggi. Tapi ada faktor risiko lain yang dia punya, tapi dia tidak sadari,” tandas dr Bambang.

Simak Video “Ini 5 Kebiasaan yang Bikin Jantung Sehat
[Gambas:Video 20detik]
(kna/vyp)

Wanita Taiwan Ramai-ramai Bekukan Sel Telur, Paling Banyak di Usia Ini

Jakarta

Banyak wanita Taiwan yang melakukan proses pembekuan sel telur. Hal ini terlihat dari permintaan pembekuan sel telur di Taiwan yang telah melonjak pesat.

Dilaporkan Reuters, sebuah studi yang dilakukan oleh Rumah Sakit Universitas Nasional Taiwan menemukan lonjakan mencapai 86 persen pada jumlah wanita yang membekukan sel telur selama tiga tahun terakhir. Adapun wanita yang membekukan sel telur umumnya berusia sekitar 35-39 tahun.

Belasan fasilitas kesehatan di Taiwan kini telah menawarkan layanan pembekuan sel telur. Praktik ini mulai ramai pada tahun 2022, saat pandemi COVID-19 sudah mulai mereda.

Pendiri bank telur pertama di Taiwan, Stork Fertility Clinic, Lai Hsing-Hua mengungkapkan bahwa pasien baru di kliniknya telah ‘membludak’ 50 persen dari tahun ke tahun.

“Klinik bahkan telah membekukan sel telur pada lebih dari 800 wanita,” ujar Hsing-Hua.

Apa Alasannya?

Salah satu wanita Taiwan yang membekukan sel telurnya, Vivian Tung harus menyuntikkan Rekovelle, obat hormonal yang digunakan untuk merangsang produksi telur. Perempuan berusia 33 tahun itu harus menyuntik dirinya sendiri setiap hari selama proses dua pekan untuk pembekuan sel telur.

“Ini polis ‘asuransi’ saya,” ujar Tung.

Menurutnya, alasan banyak wanita Taiwan memilih membekukan sel telur lantaran ingin mandiri, fokus pada karier, dan tak mau mencari suami atau menikah hanya karena ingin memiliki anak.

Taiwan sendiri merupakan negara dengan tingkat kesuburan yang rendah di dunia. Dengan angka kesuburan rata-rata 0,89 per wanita, Taiwan menjadi salah satu yang terendah tepat di belakang Korea Selatan dan Hong Kong.

Wanita lajang di Taiwan boleh melakukan prosedur tersebut. Namun, penggunaan sel telur nantinya hanya diperbolehkan dalam pernikahan heteroseksual.

Tung berharap agar pemerintah dapat mengubah peraturan yang memungkinkan wanita lajang untuk bisa memiliki anak di masa depan.

“Dalam beberapa tahun, undang-undang Taiwan diliberalisasi karena tren atau kesadaran masyarakat yang meningkat tentang masalah ini dapat membantu pemerintah melakukan perubahan,” ujar Tung.

Dengan adanya aturan yang diharapkan Tung tersebut, wanita Taiwan tak perlu ramai-ramai membekukan sel telurnya untuk masa depan.

Simak Video “Permintaan Pembekuan Sel Telur Wanita Melonjak di Taiwan
[Gambas:Video 20detik]
(suc/vyp)

Ternyata Ini Alasan Anak Muda RI Makin Banyak yang Merokok

Jakarta

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, persentase penduduk Indonesia dengan usia lebih dari lima tahun yang merokok sebesar 23,25 persen pada 2022. Angka itu ‘hanya’ turun 0,55 persen poin dari tahun lalu di 23,78 persen.

Sementara perokok dewasa di Indonesia diperkirakan mencapai 68 juta orang. Rupanya, penggunaan rokok yang masif juga berkaitan dengan kandungan bahan perasa di sejumlah rokok tembakau kretek maupun putih.

Mirisnya, ini diyakini sebagai salah satu faktor tren perokok di usia muda tak bisa dihindari.

Riset terkait penggunaan rokok di Indonesia yang dirilis jurnal BMJ menunjukkan keterkaitan di antara keduanya. Hal ini juga mengacu pada pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang menekankan bahan kimia perasa teridentifikasi sebagai promosi penggunaan tembakau.

Para peneliti di Institute of Global Tobacco Control Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health menemukan beberapa jenis rokok di Indonesia memiliki kadar perasa kimia yang tinggi.

“Keberadaan berbagai macam perasa dan ketersediaannya yang luas ini mengkhawatirkan bukan hanya karena senyawa perasa memiliki kaitan dengan berbagai masalah kesehatan (seperti edema paru-paru berdarah, infeksi saluran pernafasan dan peradangan akut) , tetapi juga karena adanya variasi rasa ini mendorong penggunaan dan memperluas pasar konsumen produk tembakau yang mematikan,” terang para ahli.

Adapun beberapa perasa kimiawi yang dipromosikan selama ini adalah senyawa cengkeh (seperti eugenol), menthol, dan perasa kimiawi tambahan lainnya.

IGTC meneliti setidaknya 24 jenis merek kretek dan rokok putih. Peneliti kemudian mencari kadar kandungan perasa kimia di tiap batangnya. Ada 180 perasa kimia individual yang diteliti, di antaranya eugenol (senyawa perasa cengkeh), empat jenis senyawa cengkeh yang lain, dan menthol.

Kandungan eugenol amat tinggi dilaporkan pada 24 merek kretek yaitu 2,8-33,8 mg per batang. Tetapi, laporan yang tidak ditemukan di semua merek rokok putih.

Sementara mentol terdeteksi pada 14 dari 24 jenis kretek, dengan tingkat yang bervariasi antara 2,8 hingga 12,9 mg per batang. Selain itu, mentol juga ditemukan pada 5 dari 9 merek rokok putih, dengan nilai dari 3,6 hingga 10,8 mg per batang. Perasa kimia lainnya, seperti rasa buah-buahan, juga ditemukan pada banyak kretek dan rokok putih yang diteliti.

“Perasa meningkatkan daya tarik produk tembakau dan tingkat konsumsinya. Hal ini cukup jelas dari hubungan antara keberadaan zat perasa di produk tembakau dengan biaya kesehatan dan sosial yang menghabiskan sekitar US$ 1,6 juta pada tahun 2019 dan jumlah kematian yang berkaitan dengan tembakau sekitar 225.000 per tahun,” ujar Beladenta Amalia peneliti post-doctoral di IGTC dan juga co-author dalam penelitian ini.

NEXT: Pesan untuk Pemerintah

Pantesan Banyak Orang Jepang Panjang Umur, Begini Kebiasaannya Tiap Pagi

Jakarta

Setiap orang pasti mendambakan hidup sehat dan memiliki umur yang panjang. Namun bagi mayoritas warga Jepang, hidup lama dan sehat bukan sekadar angan-angan, melainkan telah menjadi bagian dari kehidupan mereka.

Pasalnya, masyarakat Jepang menerapkan berbagai kebiasaan-kebiasaan sehat untuk memulai hari mereka. Tak hanya itu, mereka bahkan memiliki ‘ritual’ untuk memulai hari dengan penuh semangat dan lebih bermakna.

Dikutip dari berbagai sumber, berikut beberapa kebiasaan pagi hari orang Jepang yang diyakini efektif membuat mereka hidup sehat dan panjang umur.

1. Ganti Kopi dengan Teh Hijau

Berbeda dengan kebanyakan orang di berbagai belahan dunia, orang Jepang cenderung memulai hari mereka dengan segelas teh hijau ketimbang secangkir kopi. Ini karena teh hijau mengandung polyphenol antioxidants yang membantu mengurangi peradangan, melindungi sel tubuh dari penyakit kronis, menjaga imunitas, serta meningkatkan mood.

Jika tidak terbiasa, konsumsi teh hijau bisa dikombinasikan dengan menu lain seperti oatmeal, smoothie, dan lain sebagainya.

2. Ikigai

Salah satu jurus orang Jepang bisa panjang umur dan hidup lebih sehat adalah konsep ikigai. Pakar neurosains Ken Mogi menjelaskan ikigai adalah sebuah ‘ritual’ di mana warga Jepang memulai hari mereka dengan melakukan sesuatu yang memotivasi diri dan membuat hidupnya menjadi lebih bermakna.

“Untuk mendapatkan ikigai biasanya dimulai dengan merangkul lima pilar: mulai dari hal kecil, belajar menerima diri sendiri, terhubung dengan orang lain dan Bumi, menemukan kebahagiaan di hal terkecil, dan hidup untuk masa sekarang,” ungkapnya dikutip Well and Good, Selasa (6/6/2023).

3. Perbanyak Asupan Seafood

Jepang adalah salah satu negara dengan jumlah penderita jantung terendah di dunia. Salah satu rahasianya adalah kebiasaan mengonsumsi hidangan laut setiap hari.

Dikutip dari Today, orang Jepang rata-rata mengonsumsi 30 kg seafood setiap tahun. Hidangan laut seperti ikan dan kerang memang memiliki kadar protein yang tinggi dan rendah lemak, sehingga membuat orang Jepang terhindar dari risiko kolesterol dan penyakit jantung.

Studi juga menyebutkan mengonsumsi seafood dua kali seminggu tidak hanya baik bagi tubuh, tapi juga kesehatan otak dan mental.

NEXT: Berhenti makan sebelum kenyang

Simak Video “Angka Kelahiran Jepang Anjlok, Pejabat Khawatir Negaranya Lenyap
[Gambas:Video 20detik]

Giliran China Dihantam Gelombang Panas Menyiksa, Banyak yang Dirawat di RS

Jakarta

Menyusul negara Asia lain, gelombang panas menyiksa dilaporkan menghantam bagian selatan dan timur China. Prediksinya, berlangsung hingga Juni.

Gelombang panas ini membuat jaringan listrik di bawah tekanan AC dinyalakan dengan kecepatan penuh, baik di rumah, kantor, juga pabrik kota-kota besar seperti Shanghai dan Shenzhen.

Dikutip dari Channel News Asia, tiga hari ke depan sebagian besar wilayah China akan dilanda suhu lebih dari 35 derajat Celcius. Suhu di beberapa daerah bahkan diestimasi melampaui 40 derajat Celcius, berdasarkan perkiraan cuaca nasional pada Jumat kemarin, (2/6/2023).

Di selatan kota Shenzhen, suhu mencapai 33 derajat Celcius pada hari Jumat, tetapi kelembapan membuatnya terasa jauh lebih panas, terutama bagi pasangan yang bekerja sendirian pada lokasi konstruksi, di bawah terik matahari.

“Panas, tapi tidak ada yang bisa dilakukan, kami harus menghasilkan uang untuk keluarga,” kata Zhao kepada Reuters saat dia meletakkan batu bata, sementara Yang, istrinya, menyapu puing-puing.

“Bos kami tidak mendorong pekerja lain untuk kembali dari makan siang lebih cepat, karena beberapa dari kami telah dirawat di rumah sakit akibat heatstroke atau sengatan panas,” kata Zhao.

Beberapa bagian Shenzhen mengalami pemadaman listrik yang terputus-putus pada awal minggu, tetapi menurut media lokal, kurang dari 2.000 rumah tangga terkena dampak di kota berpenduduk lebih dari 17 juta orang itu.

Pada hari Senin, Shanghai, di Cina timur, mengalami hari terpanas di bulan Mei dalam lebih dari satu abad, sementara provinsi di selatan hanya mengalami sedikit kelegaan dari gelombang panas.

“Saya tidak terkejut bahwa mereka terjadi, dan tidak terkejut bahwa mereka lebih buruk. Tapi bagaimana mereka terjadi – hanya minggu demi minggu catatan ini dipecahkan,” kata Sarah Perkins-Kirkpatrick, seorang ilmuwan iklim dari Universitas New South Wales.

“Itu hanya tanpa henti.”

Simak Video “Sejumlah Kota-kota Besar di China Dilanda Suhu Panas Ekstrem
[Gambas:Video 20detik]
(naf/naf)

Pantesan Orang Jepang Nggak Buncit meski Banyak Makan Nasi! Ternyata Ini Triknya

Jakarta

Warga Jepang terkenal akan gaya hidup sehatnya. Mulai dari rutin berjalan kaki, hingga mengkonsumsi makanan sehat. Sama seperti orang Indonesia, mereka juga terbiasa makan nasi putih tiga kali sehari. Tapi kenapa ya tidak banyak orang Jepang berperut buncit?

Faktanya, orang Jepang terbiasa menerapkan gaya hidup sehat sejak kecil, termasuk dalam hal penyajian makanan. Tidak seperti di Indonesia yang biasanya makan nasi menggunakan piring, mereka lebih sering menggunakan mangkuk kecil beserta lauk lainnya.

Orang Jepang biasanya mengkonsumsi nasi dengan beberapa lauk pendamping. Mulai dari miso, ikan atau daging, dan dua atau tiga hidangan sayuran yang dimakan secara bergiliran.

Tips Ampuh Anti Buncit dari Orang Jepang

Meski makan nasi tiga kali dalam sehari, bentuk tubuh orang Jepang tetap bugar dan ‘in shape’. Berikut caranya:

Pola Makan yang Seimbang

Orang Jepang lebih memilih mengkonsumsi ikan daripada daging merah. Mereka sangat menyukai sayuran, makanan asinan dan fermentasi untuk menemani semangkuk kecil nasi.

“Kalau orang Indonesia kebanyakan konsumsi kalori di atas 2 ribu dan kualitas makanannya nggak bagus, kurang sehat kurang serat, terlalu banyak karbohidrat juga,” kata spesialis penyakit dalam dr Indra Wijaya, MKes, SpPD-KEMD, FINASIM, FACP kepada detikcom, Rabu (24/5/2023).

Mengkonsumsi Makanan Fermentasi

Mereka juga sangat suka makanan yang difermentasi, seperti natto dan miso. Biasanya, orang Jepang makan natto untuk sarapan yang ternyata sangat baik untuk usus dan pencernaan.

Kebiasaan ini membuat tingkat obesitas di Jepang menjadi salah satu yang terendah di dunia. Tak hanya itu, harapan hidup orang-orang di sana juga lebih panjang.

Melakukan Aktivitas Fisik

Meski makan nasi tiga kali sehari, orang Jepang selalu mengimbanginya dengan aktivitas fisik yang memadai. Hal ini dilakukan untuk membakar kalori.

Orang-orang di Jepang terkenal sangat gemar berjalan kaki, yang menjadi salah satu aktivitas fisik yang bisa membantu membakar kalori. Sebab, minimnya aktivitas fisik membuat seseorang lebih sulit membuang lemak berlebih, terutama di bagian perut.

NEXT: Kebiasaan Makan Orang Jepang