Tag: Celana

Dikaitkan Varikokel Pria Bali, Pakai Celana Ketat Bahaya Nggak Sih untuk Pria?


Jakarta

Viral seorang pria di Bali bernama Arya (27) membagikan kisahnya sebagai pengidap varikokel yang membuat varises pada testis sebelah kirinya harus dioperasi. Adapun gejala yang ia alami adalah rasa nyeri yang hilang timbul dan perubahan fisik pada testis, termasuk urat timbul dan posisi testis yang turun sebelah.

Melalui akun TikTok-nya, Arya mengatakan bahwa saat SMA dirinya sering menggunakan celana ketat. Meski tidak mengetahui penyebab spesifiknya, ia menduga hal ini menjadi salah satu penyebab varikokel yang dirinya idap.

“Penyebab aku bisa kena mungkin dulu aku pakai celana terlalu ketat, olahraga berlebihan, sama angkat berat,” terang Arya pada salah satu unggahan TikToknya.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menanggapi hal ini, spesialis urologi Prof Dr dr Nur Rasyid SpU(K) menjelaskan bahwa varikokel merupakan pelebaran pembuluh darah vena. Seperti varises pada umumnya, varikokel dapat muncul seiring berjalannya waktu.

“Varikokel itu seperti orang juga varises di kaki atau varises di mana pun. Jadi varikokel itu seperti juga pelebaran pembuluh darah vena di tempat lain, bisa terjadi seiring berjalannya waktu. Jadi bisa aja waktu kecil dia belum punya, setelah dewasa baru muncul itu bisa,” katanya kepada detikcom, Minggu (5/11/2023).

dr Nur Rasyid menyebut bahwa penggunaan celana ketat bukanlah penyebab varikokel itu sendiri. Adapun penyebab varikokel adalah kondisi kualitas pembuluh darah seseorang. Alhasil, perilaku atau kebiasaan tertentu bukanlah pemicu timbulnya varises pada testis.

“Bukan karena perilaku, baik itu makanan, baik itu pakaian, baik itu olahranga, nggak. Bahwa pada kasus itu dia terjadi begitu ya bisa, karena emang pembuluh darahnya dia udah begitu. Tetapi orang lain yang pembuluh darahnya sehat, melakukan aktivitas seperti yang dia lakukan, nggak ada masalah,” terangnya.

“Jadi, pakai celana ketat itu bukan penyebabnya. Orang nggak ngapa-ngapain, kerjaannya tidur-makan-tidur-makan, bisa terjadi juga varikokel karena emang pembuluh darahnya jelek,” sambungnya.

dr Nur Rasyid menjelaskan bahwa varikokel dapat menurunkan kualitas sperma. Hal ini karena varikokel merupakan kondisi di mana terjadi pelebaran pembuluh darah balik di sekitar testis yang bisa menyebabkan suhu testis meningkat karena gangguan aliran darah. Alhasil, dampak dari suhu testis yang lebih tinggi adalah penurunan kualitas sperma.

“Jadi, varikokel itu ada karena pelebaran pembuluh darah balik. Nah kalau pembuluh darah baliknya tidak lancar, maka seperti testis itu kayak dikompres terus sama pembuluh darah kita. Kan suhunya lebih tinggi, nah akibatnya dengan suhu testis lebih tinggi, itu yang menyebabkan kualitas sperma menurun,” jelasnya.

Mengaitkan penggunaan celana ketat dengan kesuburan pria, dr Nur Rasyid menyebut bahwa penggunaan celana ketat, seperti jeans, secara tidak langsung pun dapat berpengaruh pada suhu testis sehingga mempengaruhi kualitas sperma.

Namun, penggunaan celana ketat bukanlah suatu masalah jika tidak digunakan secara berlebihan.

“Sebenarnya kenapa varikokel itu bisa menurunkan kualitas sperma, sekarang begitu orang kena varikokel, kan 24 jam testisnya kena panas terus. Sementara kalau kita pakai jeans kan nggak 24 jam. Dan suhu luar lebih tetap rendah daripada suhu tubuh kita, sementara pembuluh darah kita itu akan sama dengan suhu tubuh kita,” imbuhnya.

“Jadi sebenarnya suatu apapun yang menyebabkan panas berlebihan di kantong kemaluan, itu jangan. Gitu aja,” katanya.

Adapun terkait celana dalam, dr Nur Rasyid berkata bahwa celana dalam apapun boleh digunakan tergantung kenyamanan si pengguna, “Sebenarnya kalau celana dalam, ya yang nyaman aja. Mau model boxer boleh, mau model segitiga boleh. Tergantung orangnya.”

Simak Video “Ini Isi Kandungan Narkoba Keripik Pisang dan Happy Water
[Gambas:Video 20detik]
(kna/kna)

Catat Pasutri! Alasan Tak Perlu Buru-buru Pakai Celana Dalam Sehabis Bercinta

Jakarta

Terdapat beberapa hal yang direkomendasikan para ahli terkait kesehatan dan kebersihan organ intim. Salah satu yang paling umum adalah untuk buang air kecil setelah berhubungan intim untuk menghindari infeksi saluran kemih.

Meskipun jarang diketahui, terburu-buru menggunakan celana dalam sehabis bercinta ternyata juga tidak disarankan lho. Lantas, mengapa demikian? Berikut adalah alasan untuk tidak buru-buru pakai celana dalam sehabis bercinta.

Dikutip dari Insider, dokter obstetri dan ginekologi Dr Carolyn DeLucia menjelaskan, mengenakan pakaian ketat langsung setelah berhubungan seks bukanlah ide yang baik. Penggunaan celana dalam, terutama yang terlalu ketat, akan meningkatkan kelembapan yang menjadi tempat berkembangbiaknya bakteri jahat.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Biasanya ada cairan tubuh yang berlebih dan gesekan menyebarkan bakteri di sekitar, membiarkan drainase dan udara bebas adalah ide yang baik,” kata Dr DeLucia.

Dia mengatakan bahwa seseorang lebih baik tidak mengenakan apa-apa atau hanya menggunakan pakaian longgar setelah berhubungan seks agar tubuh secara alami dapat membersihkan dirinya sendiri.

Selain itu, tidak menggunakan celana dalam sehabis bercinta juga dapat mengurangi risiko terjadinya infeksi. Melepaskan pakaian dalam setelah berhubungan seks memberi alat genital kesempatan untuk bernapas. Hal ini dapat mengeringkan kelembapan yang berlebih dan menjaga daerah sensitif seseorang tetap sehat.

Gunakan Pakaian yang Menyerap Keringat

Dikutip dari WebMD, tempat yang panas dan berkeringat merupakan lokasi yang disukai bakteri dan jamur untuk berkembang. Jadi, kenakan pakaian yang memungkinkan udara masuk atau hindari pakaian dalam sama sekali sehabis berhubungan intim.

Wanita harus menghindari stoking, korset, dan celana dalam yang terlalu ketat. Celana dalam berbahan katun sangat cocok untuk pria dan wanita. Celana dalam jenis ini memungkinkan terjadinya sirkulasi udara dan menyerap kelembaban.

Simak Video “ Penjelasan Ilmiahnya soal Efek Pria Minum Semen 4 Kali Sehari
[Gambas:Video 20detik]
(Syifaa F. Izzati/naf)