Tag: Dosis

Kalsium Karbonat, Ketahui Dosis Penggunaan dan Efek Sampingnya

Jakarta

Kalsium sangat diperlukan tubuh agar saraf, sel, otot, dan tulang dapat berfungsi dengan baik. Jika kadar kalsium dalam darah tidak cukup, maka tubuh akan mengambil kalsium dari tulang. Akibatnya tulang berisiko menjadi lemah.

Untuk mencukupi kebutuhan kalsium, tubuh memerlukan suplemen yang tersedia dalam bentuk kalsium karbonat.
Lalu, bagaimana aturan, dosis, dan cara mengonsumsi kalsium karbonat dengan benar? Apakah ada efek samping yang ditimbulkan? Simak penjelasannya di bawah ini.

Apa Itu Kalsium Karbonat?

Mengutip dari tulisan berjudul Pabrik Presipitat Kalsium Karbonat dengan Proses Karbonasi yang dimuat dalam situs repository UPN Veteran Jatim, kalsium karbonat merupakan senyawa kimia dengan formula CaCO₃. Bahan kimia ini banyak ditemukan dalam bentuk bongkahan batu kapur (limestone / batu gamping) dan bantuan kalsit (calcite).

Dalam dunia kesehatan, CaCO₃ adalah kandungan untuk meningkatkan jumlah kalsium dalam tubuh. Kalsium karbonat umumnya dikonsumsi untuk menjaga kepadatan tulang dan penanganan hipokalsemia. Kondisi ini terjadi saat kadar kalsium dalam darah terlalu rendah.

Dikutip dari Pubchem, situs di bawah naungan National Center for Biotechnology Information di Amerika Serikat, kalsium karbonat mampu menetralkan keasaman cairan lambung dan menghambat aktivasi pepsin atau enzim lambung.

Dengan kemampuan ini, kalsium karbonat digunakan untuk meredakan masalah pencernaan misal maag dan GERD. Kalsium karbonat juga umumnya digunakan untuk menurunkan kadar fosfat berlebih pada pasien cuci darah atau hemodialisis.

Manfaat Kalsium Karbonat Bagi Tubuh

Kalsium karbonat dalam dunia kesehatan memiliki banyak manfaat bagi tubuh. Berikut ini penjelasannya.

1. Sebagai Penambah Kalsium

Kalsium karbonat bermanfaat untuk menambah kadar kalsium dalam darah. Obat ini umumnya digunakan pada pasien yang memiliki kadar kalsium rendah dalam tubuhnya, seperti:

  • Tulang keropos (osteoporosis).
  • Tulang lemah (osteomalacia/ rakhitis).
  • Penurunan aktivitas kelenjar paratiroid (hipoparatiroidisme).
  • Penyakit otot tertentu (tetani laten).

2. Sebagai Obat Antasida

Obat antasida merupakan obat yang digunakan untuk meredakan gejala gangguan pencernaan, seperti maag, GERD, asam lambung yang berlebihan, sakit perut, dan perut kembung. Kalsium karbonat mampu menetralkan keasaman pada cairan lambung serta menghambat aktivasi enzim pada lambung

Cara kerja kalsium karbonat sebagai obat antasida, yaitu dengan mengikat asam lambung di perut sehingga rasa tidak nyaman pada perut bisa berkurang.

3. Meningkatkan Kesehatan Tulang dan Gigi

Kalsium karbonat dapat digunakan sebagai suplemen penambah kalsium yang berguna bagi kesehatan tulang dan gigi. Sebab, kekurangan kalsium dapat menjadikan tulang dan gigi mudah rapuh.

4. Menjaga Fungsi Sistem Saraf dan Otot

Kalsium karbonat berperan dalam mengatur kontraksi dan relaksasi otot serta pengiriman sinyal saraf ke seluruh tubuh. Dengan demikian, kalsium karbonat dapat menjaga sistem saraf dan otot bekerja secara optimal

Mengutip dari tulisan berjudul Hubungan Kepatuhan Konsumsi Kalsium Karbonat terhadap Kadar Fosfat Pasien Gagal Ginjal dengan Hemodialisi yang dimuat dalam Journal Syifa Sciences and Clinical Research (JSSCR), kalsium karbonat adalah salah satu jenis pengikat fosfat yang digunakan pada pasien hemodialisis. Tujuannya adalah mengontrol kadar kalsium dan fosfat.

Pada pasien dewasa yang tidak menggunakan analog vitamin D aktif, disarankan mendapatkan asupan kalsium sebanyak 800-1.000 mg/hari (termasuk kalsium makanan, suplemen kalsium dan pengikat fosfat berbasis kalsium) yang diresepkan untuk mempertahankan keseimbangan kalsium dalam tubuh.

Dosis dan Cara Mengonsumsi Kalsium Karbonat dengan Benar

Meskipun kalsium karbonat memiliki manfaat bagi tubuh, namun kamu perlu mengonsumsinya dengan berhati-hati sesuai anjuran dari dokter atau dosis yang tertera pada kemasan. Umumnya dosis yang dianjurkan yaitu 1,2 gram setiap hari atau dibagi setiap 6 sampai 12 jam dengan makanan.

Dosis untuk orang dewasa:

  • Dosis dewasa 19 – 50 tahun: 1 gram per hari.
  • Wanita 51 tahun ke atas: 1,2 gram per hari
  • Laki-laki 51 – 70 tahun: 1 gram per hari.
  • Dewasa usia 71 ke atas: 1,2 gram per hari.

Dosis untuk anak-anak:

  • Bayi 0-6 bulan: 200 mg/ hari.
  • Bayi 7-12 bulan: 260 mg/hari.
  • Anak 1-3 tahun: 700 mg/ hari.
  • Anak-anak 4-8 tahun: 1.000 mg/hari.
  • Anak-anak 9-18 tahun: 1.300 mg/hari.

Penggunaan kalsium karbonat juga harus memerhatikan cara konsumsinya. Jika kamu mengonsumsi kalsium karbonat berbentuk tablet kunyah, maka tablet harus dikunyah terlebih dahulu dan tidak ditelan secara utuh.

Penting untuk diperhatikan, jika kamu mengonsumsi kalsium karbonat bersamaan dengan obat lain, beri jeda minimal 2 jam sebelum atau sesudah mengonsumsi kalsium karbonat.

Jika kamu lupa mengonsumsi kalsium karbonat, disarankan untuk segera mengonsumsinya bila jeda dengan jadwal konsumsi berikutnya masih belum terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan saja dan jangan menggandakan dosis.

Efek Samping Mengonsumsi kalsium Karbonat

Beberapa orang mungkin mengalami efek samping tertentu setelah mengonsumsi kalsium karbonat, antara lain sembelit dan perut terasa bergas. Efek samping ini umumnya tidak berbahaya serta tidak memerlukan perhatian medis.

Namun, jika kamu mengalami efek samping di bawah ini, segera hubungi dokter untuk penanganan lebih lanjut.

  • Reaksi alergi, seperti ruam kulit, gatal-gatal, pembengkakan pada wajah, bibir atau lidah.
  • Kebingungan atau lekas marah.
  • Sakit kepala.
  • Kehilangan selera makan.
  • Mual atau muntah.
  • Lelah atau lemah berlebihan.

Demikian informasi seputar manfaat, dosis, efek samping, dan cara mengonsumsi kalsium karbonat dengan benar. Semoga bermanfaat!

Simak Video “Inilah Desa Bengkel Tulang di Bandung yang Tersohor
[Gambas:Video 20detik]
(row/row)

Dosis, Cara Pakai, dan Efek Samping

Jakarta

Darah tinggi menjadi salah satu penyakit yang mengkhawatirkan. Bahkan, hipertensi disebut sebagai ‘the silent killer’ atau pembunuh diam-diam karena gejalanya yang tak tampak. Terdapat berbagai jenis obat untuk darah tinggi yang diresepkan oleh dokter, salah satunya benazepril.

Selain penggunaan benazepril, pengobatan untuk tekanan darah tinggi juga dapat dilakukan dengan mengendalikan berat badan dan perubahan jenis makanan yang dikonsumsi, seperti makanan tinggi garam.

Apa Itu Benazepril?

Benazepril merupakan obat yang digunakan untuk mengobati darah tinggi. Ini merupakan jenis obat hipertensi yang menghambat enzim pengubah angiotensin (ACE).

Benazepril bekerja dengan memblokir zat dalam tubuh yang menyebabkan pembuluh darah mengencang. Dengan menggunakan obat ini, pembuluh darah akan lemas sehingga dapat menurunkan tekanan darah dan meningkatkan suplai darah dan oksigen ke jantung.

Dosis dan Aturan Pakai

Dosis obat ini akan berbeda untuk tiap pasien. Ikuti petunjuk dokter atau label. Informasi berikut hanya mencakup dosis rata-rata. Jika dosis yang diberikan dokter berbeda, jangan mengubahnya kecuali diminta oleh dokter.

Jumlah obat yang diminum tergantung pada obatnya. Jumlah dosis yang diminum setiap hari, waktu yang diperbolehkan antar dosis, dan lamanya waktu minum obat juga tergantung pada masalah medis.

Untuk bentuk tablet, dosisnya adalah:

1. Dewasa

Awalnya 10 mg sekali sehari. Namun dokter mungkin akan meningkatkan dosis menjadi 20 hingga 40 mg per hari. Dapat diminum sesudah atau sebelum makan. Diminum sebagai dosis tunggal atau dibagi menjadi dua dosis.

2. Anak-anak berusia 6 tahun ke atas

Dosis didasarkan pada berat badan dan harus ditentukan oleh dokter. Dosis awal biasanya 0,2 mg per kg berat badan setiap hari. Dokter mungkin menyesuaikan dosis sesuai kebutuhan. Namun, dosis biasanya tidak lebih dari 0,6 mg per kg berat badan atau 40 mg per hari.

Anak-anak di bawah usia 6 tahun tidak dianjurkan menggunakan obat ini.

Bentuk Obat Benazepril

Tablet

Golongan Obat Benazepril

Obat resep

Kategori Benazepril

ACE inhibitor

Kontra Indikasi Benazepril

  • Benazepril tidak boleh digunakan bila ada riwayat hipersensitivitas terhadap benazepril atau penghambat ACE lainnya.
  • Benazepril dikontraindikasikan pada pasien dengan riwayat angioedema sebelumnya atau riwayat angioedema yang disebabkan oleh penghambat ACE.
  • Jangan gunakan benazepril bila pasien menggunakan valsartan atau sacubitril dalam 36 jam terakhir.
  • Jangan gunakan benazepril saat pasien diabetes diobati dengan aliskiren

Interaksi Obat Benazepril

  • Menggunakan obat ini dengan obat-obatan berikut ini tidak dianjurkan. Dokter mungkin memutuskan untuk tidak menggunakan obat ini atau mengganti beberapa obat lain yang sedang diminum.
  • Aliskiren
  • Sacubitril

Perhatian Penggunaan Benazepril

Obat ini memiliki beberapa peringatan

1. Peringatan alergi

Benazepril dapat menyebabkan reaksi alergi kulit. Gejala reaksi ini adalah gatal, ruam, dan kulit melepuh. Jangan minum obat ini lagi jika pernah mengalami reaksi alergi terhadapnya. Meminumnya kembali bisa berakibat fatal (menyebabkan kematian).

2. Peringatan bagi pengidap penyakit ginjal

Jika memiliki masalah ginjal atau Riwayat penyakit ginjal, seseorang mungkin tidak dapat membersihkan obat ini dari tubuh dengan baik. Ini justru dapat meningkatkan kadar benazepril dalam tubuh dan menyebabkan lebih banyak efek samping.

3. Peringatan kerusakan hati

Dalam kasus yang jarang terjadi, benazepril dapat menyebabkan kerusakan hati. Jika sudah memiliki penyakit hati, mengonsumsi obat ini dapat memperburuknya. Jika mengalami penyakit kuning saat menggunakan obat ini, segara hentikan menghentikan penggunaan benazepril. Gejala penyakit kuning termasuk menguningnya kulit atau bagian putih mata Anda.

4. Peringatan untuk ibu hamil

Benazepril adalah obat kehamilan kategori D. Penelitian pada manusia telah menunjukkan efek buruk pada janin saat ibu meminum obat tersebut. Obat ini hanya boleh digunakan selama kehamilan dalam kasus serius yang diperlukan untuk mengobati kondisi berbahaya pada ibu.

Bicaralah dengan dokter Anda jika sedang hamil atau berencana untuk hamil. Minta dokter untuk memberi tahu tentang bahaya khusus yang mungkin terjadi pada kehamilan. Jika Anda hamil saat menggunakan obat ini, berhentilah meminumnya dan segera hubungi dokter Anda

5. Peringatan untuk ibu menyusui

Obat ini dapat masuk ke dalam ASI dan dapat menyebabkan efek samping yang serius pada anak yang disusui. Bicaralah dengan dokter jika sedang menyusui.

6. Peringatan untuk lansia

Ginjal lansia mungkin tidak berfungsi sebaik dulu. Ini dapat menyebabkan tubuh memproses obat lebih lambat. Akibatnya, jumlah obat yang tinggi tetap berada di dalam tubuh untuk waktu yang lebih lama. Ini meningkatkan risiko efek samping.

Efek Samping Benazepril

Beberapa efek samping mungkin muncul akibat mengonsumsi obat ini, di antaranya:

  • Batuk
  • Sakit kepala
  • Pusing
  • Kantuk
  • Pembengkakan pada wajah, tenggorokan, lidah, bibir, mata, tangan, kaki, pergelangan kaki, atau kaki bagian bawah
  • Suara serak
  • Kesulitan bernapas atau menelan
  • Pusing
  • Pingsan
  • Ruam
  • Menguningnya kulit atau mata
  • Demam, sakit tenggorokan, menggigil, dan tanda-tanda infeksi lainnya

Simak Video “Ini Bahayanya Jika Hipertensi Tak Dikontrol
[Gambas:Video 20detik]
(suc/suc)