Jakarta –
Seorang influencer kebugaran Beatriz Amma (26)di Los Angeles, AS, menceritakan pengalaman pahitnya harus menghadapi ‘penyakit pemakan daging’ setelah menjalani prosedur suntik vitamin pembakar lemak di sebuah klinik. Gegara prosedur tersebut, muncul lesi bernanah di kulit Beatriz. Ia sempat mengira, dirinya terkena cacar monyet.
Ia menceritakan bahwa prosedur tersebut ia lakukan ketika ia berusia 23 tahun pada 2021. Amma menghabiskan 800 Dollar AS (12,7 juta) untuk mendapatkan suntikan B1 dan C, yang dicampurkan dengan asam deoksikolat.
“Klinik yang kudatangi sangat asli, bersih, dan profesional. Seorang pekerja di sana mengatakan bahwa botol tersebut dibuat di perusahaan yang memiliki reputasi baik dan dia menunjukkan kepada saya botol tersebut. Saya sangat bersemangat,” ceritanya dikutip dari Daily Mail, Selasa (24/10/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Amma menuturkan ia mendapatkan sekitar 60 suntikan dengan 10 suntikan dilakukan di masing-masing lengan, 20 suntikan di punggung, dan 20 suntikan di bagian perut.
Keesokan harinya, Amma merasa tidak enak badan ketika bangun tidur. Ia mengalami demam, menggigil, dan keringat dingin. Dua hari kemudian muncul seperti luka di bekas suntikan pada tubuhnya.
Amma menuturkan bahwa selama mengalami hal tersebut ia hanya berada di tempat tidur. Ia bahkan memutuskan pindah ke rumah salah satu temannya agar bisa dibantu untuk mandi dan menggunakan pakaian.
“Saya terbangun jam 3 pagi menangis dan saya berpikir ‘saya harus pergi ke UGD’. Rasa sakitnya sangat menyiksa. Infeksinya ada di mana-mana,” kenang Amma.
Setelah dilakukan pemeriksaan, dokter menuturkan bahwa Amma mengidap nekrosis atau kematian jaringan tubuh akibat infeksi. Infeksi tersebut diakibatkan bakteri Mycobacterium abscessus. Dokter menuturkan bahwa kondisi tersebut diakibatkan suntikan asam deoksikolat yang tidak tepat.
“Setiap kali saya melihat ke cermin saya ingat bahwa saya telah kehilangan banyak hal dalam hidup saya karena penyakit ini,” ujarnya.
Pada Maret 2022, luka Amma mulai sembuh namun ia harus terus mendapatkan antibiotik IV selama enam jam sehari. Pada September 2022, ia beralih pada antibiotik oral dan berhenti mengonsumsinya pada Februari 2023.
“Butuh waktu hampir satu tahun penuh untuk menyembuhkan luka saya. Saya menjalani banyak operasi untuk mencoba menghilangkan sebanyak mungkin jaringan yang terinfeksi,” ujarnya.
Kini setelah tiga tahun berjalan, kondisi Amma sudah lebih membaik namun masih mengidap komplikasi. Untuk mengontrol kondisinya, ia juga masih mengonsumsi obat dari dokter untuk mencegah gejala dari penyakit ‘pemakan daging’ tersebut.
“Saya ingat saya merasa sangat kesakitan hingga saya mengira akan mati pada malam tersebut. Saya tidak bisa bertarung lagi,” ujar Amma.
“Saya berada di tahun ketiga dan ini masih belum berakhir. Saya tidak pernah berpikir bahwa sesuatu yang begitu sederhana hampir bisa merenggut nyawa saya dan membuat saya masih berjuang untuk hidup saya,” pungkasnya.
Simak Video “Bocah di OKU Tak Sengaja Rekam Perampokan saat Bikin Konten di Kebun Karet“
[Gambas:Video 20detik]
(avk/suc)