Tag: Paling

Memutihkan Kulit Masih Jadi Perawatan yang Paling Diminati Wanita Indonesia


Jakarta

Tidak sedikit wanita Indonesia mendatangi klinik kecantikan untuk mendapatkan perawatan khusus bagi kulit wajahnya. Biasanya para wanita merawat kulit wajah untuk investasi jangka panjang.

Selain ingin wajah terlihat awet muda, perawatan kulit yang masih banyak diminati ternyata masih memutihkan kulit.

“Pasti sih kalau orang Indonesia itu tidak jauh dari pengin putih. Dari dulu sampai sekarang memang masih di pengin putih,” kata dermatolog dr Hafiza Fikri Fadel, SpKK, PGC saat ditemui di sela agenda PIT Perdoski ditulis Minggu (27/8/2023).

Menurutnya treatment yang masih banyak dicari adalah laser untuk memutihkan kulit karena tidak sedikit pasien yang mendambakan berkulit cerah.

“Tapi itulah dengan kehadiran klinik, kita edukasi ke pasien bahwa cantik itu bukan hanya sekadar warna, tapi skin quality,” bebernya.

Senada, spesialis kulit dr Dikky Prawiratama, MSc, SpKK mengatakan tren kulit putih masih menjadi dambaan wanita Indonesia. Tak heran, dari ratusan ribu produk kecantikan, mayoritas di antaranya adalah produk mencerahkan atau memutihkan kulit.

“Tau nggak jumlah skincare yang di-approve BPOM dalam 3 tahun terakhir? Lebih dari 400 ribu brand. Dari 400 ribu lebih brand itu hampir 90 persen, nggak ada satupun krim atau skincare lokal yang tidak menjual produk brightening, mencerahkan,” tutur dr Dikky.

Namun dia sebagai dermatolog dan juga pemilik klinik kecantikan ini selalu mengedukasi pasiennya bahwa cantik itu tak selalu putih. Bahkan dia juga menyoroti banyaknya krim pemutih palsu yang dijual di tengah masyarakat. Padahal produk yang menjanjikan putih dengan instan tersebut bisa saja mengandung merkuri yang berbahaya bagi tubuh.

“Makanya tugas kami di sini membenarkan caranya, kalau pengin putih, bersih, itu ada caranya,” beber dr Dikky.

Dia juga lebih menganjurkan untuk mementingkan kesehatan kulit. Sebab dengan kulit yang sehat, maka wajah pun secara otomatis akan terlihat glowing dan cantik.

Simak Video “Tak Melulu Jual Obat, Ini Wajah Baru Kimia Farma
[Gambas:Video 20detik]
(kna/kna)

Muncul Varian Pirola Paling Bermutasi, Kasus COVID-19 Bisa ‘Ngegas’ Lagi?


Jakarta

Varian COVID BA.2.86 atau yang disebut ‘Pirola’ telah terdeteksi di Swiss dan Afrika Selatan, menyusul temuan di Israel, Denmark, Amerika Serikat, dan Inggris. Varian ini disoroti oleh pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) lantaran diyakini menjadi yang paling bermutasi di antara varian-varian Corona lainnya.

Cabang varian Omicron satu ini membawa lebih dari 35 mutasi pada bagian-bagian penting virus, dibandingkan varian XBB.1.5 yang menjadi varian dominan sepanjang 2023. Jumlah ini diperkirakan setara dengan varian Omicron yang menyebabkan rekor kasus infeksi dibandingkan varian-varian Corona yang telah merebak lebih dulu.

Kasus COVID-19 dengan infeksi varian BA.2.86 pertama kali ditemukan di Denmark pada 24 Juli. Menyusul itu, sejumlah ilmuwan di dunia meyakini bahwa varian Corona satu ini perlu dipantau.

Walau memang mereka meyakini, varian ini tidak akan menyebabkan gelombang COVID-19 dengan gejala berat dan risiko kematian yang tinggi. Sebab, kekebalan masyarakat di dunia sudah terbangun dari vaksinasi dan infeksi alamiah virus Corona.

“Jumlahnya masih rendah,” beber pimpinan teknis COVID-19 di WHO Maria Van Kerkhove dalam wawancara pertamanya mengenai BA.2.86 dikutip dari Reuters, Jumat (25/8/2023).

Lebih lanjut ia menyebut, lantaran pengawasan terkait COVID-19 di seluruh dunia telah menurun, varian Corona ini sebenarnya sudah menyebar lebih luas.

Seiring itu, para ilmuwan kini tengah menguji seberapa ampuh vaksin COVID-19 yang telah diperbarui bekerja melawan varian Corona BA.2.86. Kerkhove menyoroti, vaksin COVID-19 bekerja lebih baik dalam mencegah penyakit parah dan gejala berat serta risiko kematian, dibandingkan menekan risiko infeksi ulang pada orang yang sudah pernah terpapar virus Corona sebelumnya.

Simak Video “Jepang Turunkan Klasifikasi Covid-19 Jadi Setara Flu Biasa
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/vyp)

Wanita Taiwan Ramai-ramai Bekukan Sel Telur, Paling Banyak di Usia Ini

Jakarta

Banyak wanita Taiwan yang melakukan proses pembekuan sel telur. Hal ini terlihat dari permintaan pembekuan sel telur di Taiwan yang telah melonjak pesat.

Dilaporkan Reuters, sebuah studi yang dilakukan oleh Rumah Sakit Universitas Nasional Taiwan menemukan lonjakan mencapai 86 persen pada jumlah wanita yang membekukan sel telur selama tiga tahun terakhir. Adapun wanita yang membekukan sel telur umumnya berusia sekitar 35-39 tahun.

Belasan fasilitas kesehatan di Taiwan kini telah menawarkan layanan pembekuan sel telur. Praktik ini mulai ramai pada tahun 2022, saat pandemi COVID-19 sudah mulai mereda.

Pendiri bank telur pertama di Taiwan, Stork Fertility Clinic, Lai Hsing-Hua mengungkapkan bahwa pasien baru di kliniknya telah ‘membludak’ 50 persen dari tahun ke tahun.

“Klinik bahkan telah membekukan sel telur pada lebih dari 800 wanita,” ujar Hsing-Hua.

Apa Alasannya?

Salah satu wanita Taiwan yang membekukan sel telurnya, Vivian Tung harus menyuntikkan Rekovelle, obat hormonal yang digunakan untuk merangsang produksi telur. Perempuan berusia 33 tahun itu harus menyuntik dirinya sendiri setiap hari selama proses dua pekan untuk pembekuan sel telur.

“Ini polis ‘asuransi’ saya,” ujar Tung.

Menurutnya, alasan banyak wanita Taiwan memilih membekukan sel telur lantaran ingin mandiri, fokus pada karier, dan tak mau mencari suami atau menikah hanya karena ingin memiliki anak.

Taiwan sendiri merupakan negara dengan tingkat kesuburan yang rendah di dunia. Dengan angka kesuburan rata-rata 0,89 per wanita, Taiwan menjadi salah satu yang terendah tepat di belakang Korea Selatan dan Hong Kong.

Wanita lajang di Taiwan boleh melakukan prosedur tersebut. Namun, penggunaan sel telur nantinya hanya diperbolehkan dalam pernikahan heteroseksual.

Tung berharap agar pemerintah dapat mengubah peraturan yang memungkinkan wanita lajang untuk bisa memiliki anak di masa depan.

“Dalam beberapa tahun, undang-undang Taiwan diliberalisasi karena tren atau kesadaran masyarakat yang meningkat tentang masalah ini dapat membantu pemerintah melakukan perubahan,” ujar Tung.

Dengan adanya aturan yang diharapkan Tung tersebut, wanita Taiwan tak perlu ramai-ramai membekukan sel telurnya untuk masa depan.

Simak Video “Permintaan Pembekuan Sel Telur Wanita Melonjak di Taiwan
[Gambas:Video 20detik]
(suc/vyp)

COVID-19 Paling Bermutasi di Dunia Ada di Jakarta, Punya 113 Mutasi


Jakarta

Seorang pasien COVID-19 di Jakarta disebut menjadi orang dengan mutasi virus SARS-COV-2 terbanyak di dunia. Strain tersebut merupakan varian COVID-19 Delta dengan 113 mutasi.

Professor Lawrence Young ahli virologi di Universitas Warwick mengatakan temuan tersebut terihat dari database genomik COVID-19 global pada awal bulan ini. Diduga mutasi tersebut berasal dari kasus infeksi kronis.

“Virus ini terus mengejutkan kita dan berpuas diri itu berbahaya. Ini menyoroti masalah ‘hidup dengan virus’,” kata Profesor Young kepada DailyMail dikutip Minggu (30/7/2023).

Menanggapi temuan tersebut, Kepala Biro Komunikasi Kementerian Kesehatan RI dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan temuan mutasi tersebut tidak menyebabkan lonjakan kasus COVID-19 di Jakarta.

“Saat ini belum ada data apakah mutasi tersebut menyebabkan fatalitas meningkat karena ini penelitan yang pasiennya sudah tidak dalam perawatan lagi,” ungkap dr Nadia kepada detikcom, Minggu (30/7).

Lebih lanjut, dia mengatakan pihaknya tetap melakukan genomic survailans untuk mencatat kasus-kasus yang terjadi di Indonesia di masa endemi.

Simak Video “Jepang Turunkan Klasifikasi Covid-19 Jadi Setara Flu Biasa
[Gambas:Video 20detik]
(kna/kna)

Tak Heran Warga Orang Jepang Panjang Umur! Ternyata Ini 6 Menu Paling Dihindari

Jakarta

Jepang dikenal sebagai negara dengan angka harapan hidup yang tinggi. Dalam berbagai laporan, disebutkan bahwa banyak warga Jepang bisa hidup mencapai usia lebih dari 100 tahun dalam kondisi sehat. Kok bisa?

Tentu, kunci untuk memiliki umur panjang adalah dengan mengonsumsi makanan bergizi dibarengi gaya hidup sehat. Seorang ahli gizi di Jepang, Michiko Tomioka, mengungkap sederet makanan yang paling dipantang oleh banyak warga Jepang. Ia meyakini, kebiasaan inilah yang membuat Jepang menjadi negara dengan harapan hidup tinggi.

Dikutip dari CNBC, Michiko menjelaskan bahwa orang Jepang cenderung berhati-hari dengan pilihan asupan makannya. Ibu dari Michiko misalnya, berhasil hidup hingga usia 86 tahun meski sempat mengisap kanker. Begitu juga bibinya, masih hidup sehat hingga usia 98 tahun.

Demi memiliki umur panjang, berikut adalah enam makanan yang tidak pernah disentuhnya:

1. Daging olahan seperti hot dog

Daging olahan tidak hanya mengandung garam berkadar tinggi, jelas Michiko, melainkan juga lemak jenuh yang dapat meningkatkan risiko kanker tertentu seperti kanker kolorektal dan kanker payudara. Sebagai gantinya, ia lebih memilih tahu sebagai asupan protein.

2. Makanan cepat saji seperti hamburger

Menurut Michiko, makanan cepat saji dapat membuatnya lebih mudah kembung dan lelah. Selain itu, kandungan garam yang tinggi, lemak trans, dan lemak jenuh pada hidangan tersebut dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat dalam darah.

Sebagai gantinya, Michiko lebih suka mengkonsumsi patty tahu di atas bola nasi merah yang renyah dengan taburan edamame.

3. Soda

Michiko menegaskan, sering mengkonsumsi minuman bersoda dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Selain itu, pada beberapa kasus, konsumsi minuman tinggi gula dapat menghambat konsentrasi dan memicu migrain.

Sebagai gantinya, Michiko lebih suka mengkonsumsi minuman yang menyegarkan dan rendah kalori seperti teh hijau, seperti es matcha atau hojicha yang mengandung lebih sedikit kafein.