Jakarta

Sebagai seorang wanita, kita tentu saja mengalami yang namanya haid atau menstruasi. Sebelum menjelang haid, biasanya akan muncul beberapa perubahan dalam hal psikis, fisik, maupun emosional. Perubahan ini seperti mood swing, perut terasa nyeri, jadi lebih sering menangis, dan lainnya. Perubahan ini merupakan gejala dari sindrom prahaid atau biasa dikenal dengan PMS.

Sebenarnya apa sih sindrom prahaid itu? Seperti apa gejala dan penyebabnya? Dan bagaimanakah cara menanganinya? Untuk mendapat jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut, simak penjelasannya di bawah ini yang berhasil detikHealth rangkum melalui berbagai sumber.

Pengertian Sindrom Prahaid

Sindrom prahaid dikenal juga sebagai Premenstrual Syndrome (PMS). Mengutip buku berjudul Psikologi: Konsepsi dan Aplikasi (2009) sindrom prahaid adalah sekumpulan gejala psikologis dan gejala fisik pada hari-hari di mana akan menjelang haid setiap bulannya. Biasanya akan mengalami gangguan-gangguan emosi dan merasa nyeri secara fisik selama 1-2 minggu menjelang haid.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penyebab Sindrom Prahaid

Penyebab sindrom prahaid atau PMS masih belum diketahui. Namun, menurut beberapa penelitian, ada beberapa faktor yang mempengaruhi atau memicu terjadinya sindrom prahaid atau PMS. Berikut ini beberapa faktornya yang dilansir melalui laman Healthline.

1. Perubahan Siklus dalam Hormon

Hormon turut berperan dalam menjadi faktor yang memicu sindrom prahaid. Ketidakseimbangan hormon estrogen atau progesteron yang beredar terlalu sedikit atau terlalu banyak kemungkinan menjadi penyebab sindrom prahaid. Kemungkinan lain terletak pada perbedaan kepekaan pada hormon. Dalam fase luteal yang terjadi setelah ovulasi, hormon biasanya akan mencapai puncaknya dan kemudian menurun dengan cepat yang akhirnya menyebabkan perubahan suasana hati.

2. Perubahan Kimiawi dalam Otak

Zat kimiawi yang terdapat dalam tubuh antara lain neurotransmitter serotonin dan norepinefrin. Zat tersebut memiliki beberapa fungsi yang penting untuk tubuh, seperti mengontrol suasana hati, emosi, dan perilaku. Penurunan estrogen dapat memicu terjadinya pelepasan norepinefrin yang dapat menjadi penyebab turunnya produksi dopamin, serotonin, dan asetilkolin. Perubahan inilah yang nantinya akan menimbulkan masalah sulit tidur dan suasana hati menjadi berubah.

3. Kondisi Kesehatan Mental

Memiliki gangguan kesehatan mental seperti depresi atau anxiety bisa meningkatkan kemungkinan kamu mengalami sindrom prahaid atau PMS. Atau bisa juga mengalami gangguan Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD), yang merupakan gangguan PMS yang lebih parah.

4. Gaya Hidup

Beberapa kebiasaan buruk dapat memicu terjadinya sindrom prahaid, contohnya seperti:

  • Merokok
  • Mengonsumsi makanan dengan kadar lemak, gula, dan garam yang tinggi
  • Kurangnya berolahraga
  • Pola tidur yang tidak teratur atau kurang tidur.

Gejala Sindrom Prahaid

Jika mengalami sindrom prahaid, biasanya kamu akan mengalami beberapa gejala secara konsisten. Dikutip melalui jurnal berjudul Gambaran Sindroma Prahaid Pada Remaja Perempuan (2015), gejala-gejala dari sindrom prahaid meliputi gejala emosional, gejala fisik, dan gejala perilaku.

1. Gejala Emosional

  • Merasa cemas (anxiety)
  • Merasa tidak berdaya (hopeless)
  • Depresi
  • Mudah tersinggung (irritability)
  • Mudah marah
  • Merasa tegang
  • Sulit untuk berkonsentrasi ataupun mengingat
  • Mengalami perubahan mood.

2. Gejala Fisik

  • Merasa lelah atau capek
  • Perut terasa kembung
  • Mengeluh sakit kepala
  • Mual-mual
  • Tidak nafsu makan
  • Kaki dan tangan terasa bergetar
  • Perut terasa sakit
  • Payudara bengkak
  • Timbul jerawat
  • Mengalami nyeri sendi dan nyeri otot.

3. Gejala Perilaku

  • Menarik diri dari pergaulan
  • Suka berdebat atau menentang
  • Lebih suka menyendiri
  • Sering menangis
  • Pola tidur berubah.

Cara Menangani Sindrom Prahaid

Sebenarnya tidak ada cara khusus yang bisa dilakukan untuk menangani sindrom prahaid, karena pada dasarnya akan mereda dan membaik seiring berjalannya waktu. Namun, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meringankan gejalanya.

1. Menangani Sindrom Prahaid Secara Mandiri

Untuk meredakan gejala sindrom prahaid, ada beberapa hal yang bisa dilakukan di rumah, yaitu:

  • Konsumsi minuman yang bisa meredakan gejala perut kembung seperti teh chamomile.
  • Konsumsi makanan dengan gizi seimbang seperti buah, sayuran, dan biji-bijian.
  • Mengurangi konsumsi makanan dan minuman yang mengandung gula, garam, kafein, dan alkohol.
  • Cobalah berjemur di pagi hari untuk mendapatkan vitamin D. Atau bisa juga melalui konsumsi makanan dan minuman yang mengandung vitamin D.
  • Atur pola tidur semaksimal mungkin, yaitu tidur selama 7 hingga 9 jam setiap malam.
  • Lakukan olahraga atau aktivitas fisik paling tidak setengah jam setiap harinya. Dengan berolahraga, dipercaya dapat meredakan kram dan kembung. Selain itu juga bisa meringankan gejala depresi dan anxiety.

2. Menangani Sindrom Prahaid Secara Medis

Jika kamu sudah melakukan beberapa cara di atas, namun gejala yang kamu alami tidak kunjung mereda, inilah saatnya kamu melakukan konsultasi ke dokter. Setelah memastikan beberapa keluhan yang kamu sampaikan, biasanya dokter akan memberikan beberapa obat yang bisa digunakan. Berikut ini pengobatan yang disarankan dikutip melalui laman Mayo Clinic.

– Antidepresan

Seperti fluoxetine, paroxetine, sertraline, dan lainnya. Biasanya digunakan untuk mengatasi perubahan suasana hati.

– Obat antiinflamasi

Seperti ibuprofen atau natrium naproxen yang berfungsi untuk meringankan kram dan nyeri pada payudara.

– Diuretik

Diuretik diresepkan dokter untuk membantu meringankan beberapa gejala sindrom prahaid seperti pembengkakan, mengatasi kembung, dan mengurangi kenaikan berat badan.

– Kontrasepsi Hormonal

Obat ini diresepkan karena dapat menghentikan ovulasi, sehingga dapat meredakan gejala PMS.

Demikian penjelasan yang bisa detikHealth rangkum mengenai sindrom prahaid. Semoga bermanfaat!

Simak Video “Waspada! Kista Pada Kaum Hawa
[Gambas:Video 20detik]
(fds/fds)