Tag: Penyebab

Penyakit Raja Singa atau Sifilis: Penyebab, Obat, Hingga Pencegahannya

Jakarta

Penyakit raja singa atau sifilis disebabkan oleh infeksi bakteri. Penyakit ini dikategorikan sebagai penyakit menular, dan utamanya dapat ditularkan melalui hubungan seksual.

Menurut data Kementerian Kesehatan RI, kasus raja singa dilaporkan meningkat dalam kurun 2016-2022. Dari 12 ribu menjadi hampir 21 ribu kasus dengan rata-rata penambahan tiap tahunnya sebesar 17.000-20.000 kasus.

Persentase pengobatan terhadap pasien masih rendah di Indonesia. Pada pasien ibu hamil contohnya. Hanya sekitar 40 persen dari total pasien wanita hamil dengan sifilis saja yang baru diobati. Sisanya, belum mendapatkan pengobatan dan berpotensi menularkan kepada anak yang dikandungnya.

Dilansir medicalnewstoday.com, sifilis tidak akan sembuh tanpa pengobatan. Pada tahap awal, penyakit ini dapat diobati dengan pemberian antibiotik. Jika tidak diobati dalam jangka waktu lama, raja singa mampu mengakibatkan kerusakan pada organ penting seperti jantung dan otak bahkan bisa meregang nyawa.

Untuk tahu informasi lebih jelasnya mengenai penyakit raja singa, simak uraian berikut ini.

Penyebab Penyakit Raja Singa

Pada tahun 1905, ilmuwan Jerman menemukan penyebab dari sifilis, yakni infeksi yang berkembang karena bakteri. Treponema pallidum adalah jenis bakteri yang bertanggung jawab atas infeksi tersebut.

Cara Penularan Penyakit Raja Singa

Bakteri T. pallidum dapat menyebar antarmanusia melalui kontak langsung dengan luka sifilis. Luka ini cenderung berkembang dan muncul pada kulit atau selaput lendir di vagina, penis, anus, rektum, bibir, atau mulut.

Raja singa terutama dapat ditularkan secara seksual seperti melalui hubungan seks oral, anal, vagina, atau kontak langsung antara alat kelamin.

Seorang anak juga bisa tertular sifilis apabila ibunya mengidap penyakit ini dan tidak diobati. Selain itu, raja singa dapat pula menular lewat transfusi darah meski kasus ini sangat jarang terjadi.

Sifilis tidak dapat ditularkan melalui; toilet bersama, memakai pakaian maupun menggunakan peralatan makan orang lain. Meski begitu, siapa saja bisa tertular penyakit ini

Adapun orang yang paling berisiko terkena raja singa, yakni:

  • Orang yang berhubungan intim dengan banyak pasangan tanpa penghalang, seperti kondom
  • Pengidap HIV
  • Orang yang punya pasangan terkena sifilis.

Gejala Penyakit Raja Singa

Sifilis memiliki sejumlah gejala tergantung dari tahapan infeksinya. Berikut ciri-ciri sifilis berdasarkan tahapannya:

1. Sifilis Primer

Tahap ini terjadi sekitar 3-4 minggu setelah seseorang tertular bakteri T. pallidum. Mulanya, penyakit raja singa ini menimbulkan gejala seperti munculnya satu atau lebih luka atau chancre sifilis berbentuk bulat kecil keras yang tidak sakit tetapi sangat menular.

Luka ini kemudian bisa hilang dalam 2-6 minggu. Tanpa pengobatan, bakteri tersebut kemungkinan masih berada dalam tubuh dan dapat tetap aktif untuk waktu yang lama.

2. Sifilis Sekunder

Jika tidak diobati, penyakit raja singa bisa berkembang ke stadium keduanya. Ini ditandai dengan sakit tenggorokan dan ruam kulit tak gatal yang biasa ditemukan di telapak tangan dan kaki, tapi dapat pula muncul di mana saja.

Gejala lainnya, meliputi; nyeri otot, demam, pembengkakan kelenjar getah bening, rambut rontok tidak merata, sakit kepala, penurunan berat badan, kelelahan, dan sakit persendian.

Terkadang, sifilis sekunder juga kerap disalahartikan sebagai kondisi penyakit lain, seperti pitiriasis rosea, lichen planus, dan psoriasis. Tanpa pengobatan, raja singa tahap ini mampu berkembang ke fase laten dan tersier.

3. Sifilis Laten

Pada tahap laten ini, sifilis tidak memunculkan gejala. Namun, bakteri T. pallidum tetap aktif di dalam tubuh dan bisa kambuh kembali di kemudian hari. Fase ini dapat berlangsung selama bertahun-tahun sebelum berkembang menjadi raja singa stadium tersier.

4. Sifilis Tersier

Fase sifilis tersier dapat terjadi 10-30 tahun setelah infeksi bakteri awal. Penyakit raja singa yang yang sudah pada tahap ini bisa merusak organ dan sistem pembuluh darah, hati, tulang, dan sendi, bahkan dapat sampai mengancam nyawa.

Dampak potensial lain yang memungkinkan timbul pada sifilis stadium ini, meliputi; kebutaan, kehilangan pendengaran, kondisi kesehatan mental, hilang ingatan, kerusakan jaringan lunak dan tulang, kelainan neurologis (seperti stroke atau meningitis), penyakit jantung, dan neurosifilis (infeksi pada otak atau sumsum tulang belakang).

Pengobatan Penyakit Raja Singa

Dokter akan memberikan pengobatan sifilis tergantung pada gejala dan seberapa lama bakteri ada dalam tubuh pengidapnya. Adapun perawatan dan pengobatan yang diterima pasien raja singa, yakni suntik penisilin G benzatin intramuskular.

Penisilin adalah salah satu antibiotik yang paling banyak digunakan dan biasanya efektif untuk mengobati sifilis. Suntikan ini diberikan kepada orang dengan tahap primer dan sekunder. Pada orang dengan fase laten dan tersier memerlukan suntikan mingguan selama 3 pekan.

Adapun pasien neurosifilis diobati dengan penisilin intravena (IV) selama 2 minggu untuk menghilangkan bakteri dari sistem saraf pusat.

Penderita penyakit raja singa yang alergi terhadap obat penisilin kemungkinan akan diobati dengan antibiotik lain, seperti doksisiklin dan seftriakson.

Pencegahan Penyakit Raja Singa

Ada sejumlah cara yang bisa dilakukan supaya tidak tertular sifilis. Berikut langkah-langkah mengurangi risiko terkena raja singa:

  • Tidak melakukan hubungan seks bebas
  • Monogami
  • Gunakan kondom saat berhubungan intim
  • Gunakan dental dam selama seks oral
  • Hindari saling meminjam mainan seks dengan orang lain
  • Hindari pemakaian jarum suntik bersama
  • Lakukan pemeriksaan infeksi menular seks.

Itulah penjelasan mengenai penyakit raja singa, mulai dari penyebab hingga cara pencegahannya.

Simak Video “Mengenal Tahapan Perkembangan Penyakit Sifilis: Primer-Tersier
[Gambas:Video 20detik]
(fds/fds)

Bukan gegara Terlalu ‘Semangat’, Ini Sederet Penyebab Miss V Sakit Habis Bercinta

Jakarta

Beberapa wanita mengeluh sakit di area Miss V setelah berhubungan seksual. Sebenarnya, apa sih penyebabnya? Benarkah ada kaitannya dengan ukuran Mr P yang terbilang terlalu besar?

Ada banyak alasan mengapa seseorang mengalami rasa sakit pada vagina atau vulva setelah berhubungan seks. Tentu saja, alasan yang snangat jelas adalah aktivitas seksual yang terlalu intens. Namun perlu diingat, rasa sakit pada vagina setelah melakukan hubungan seksual tak boleh diabaikan.

Alasan yang paling umum terkait vagina sakit setelah berhubungan seksual adalah terjadinya gesekan. Hubungan seks yang menyakitkan dapat dikenal sebagai dipareunia. Penting untuk memahami kapan dan di posisi mana seseorang merasakan sakit, pada saat berhubungan seks atau setelah berhubungan seks.

Selain itu penyebab lainnya adalah kurangnya pelumas hingga fluktasi hormon dan alergi lateks. Namun, ada faktor lain yang dapat menyebabkan vagina sakit setelah berhubungan seksual, meliputi:

1. Mengalami infeksi

Rasa sakit di sekitar vagina dapat disebabkan oleh infeksi, seperti infeksi menular seksual (IMS). Jika seseorang menglami rasa sakit setelah berhubungan seks, kunjungi dokter untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

2. Hormon yang berubah

Perubahan kadar hormon dapat disebabkan oleh kondisi menopause, perimenopause atau kehamilan. Karena pada kondisi tersebut biasanya vagina sedang dalam tahap kering, dalam artian tidak menghasilkan pelumas yang cukup pada saat berhubungan seksual.

Untuk mengatasi hal ini, solusinya adalah gunakan pelumas. Jika seseorang membutuhkan bantuan untuk mengatasi gejala primenopause dapat mengunjungi dokter setempat.

3. Tidak terangsang

Jika seorang wanita tidak merasakan gairan seksual saat berhubungan, tidak akan menghasilkan pelumas yang cukup untuk menunjang aktivitasnya. Hal ini dapat membuat vagina seseorang kering dan menyebabkan rasa sakit ketika berhubungan seksual.

Jangan memaksa berhubungan seksual, jika tidak merasakan adanya dorongan. Karena kondisi ini dapat menyebabkan rasa nyeri pada vagina setelah atau pada saat berhubungan.

4. Infeksi saluran kemih

Kondisi nyeri setelah seks, khususnya pada daerah punggung dapat disebabkan oleh penetrasi yang terlalu dalam atau infrksi saluran kemih. Hal ini dapat menimbulkan rasa nyeri dan tidak nyaman setelah berhubungan seksual.

jika kondisi tersebut disertai dengan rasa tidak sehat, demam, nyeri saat buang air kecil, mengandung darah pada urine atau frekuensi buang air kecil meningkat, sebaiknya segera mendatangi dokter untuk diberikan penanganan segera.

5. Alergi terhadap lateks

Jika seseorang merasakan gatal setelah berhubungan seksual, itu dapat disebabkan oleh alergi lateks, seperti alat kontrasepsi atau pelumas yang digunakan. Untuk mengetahui lebih lanjut bahwa seseorang mengalami alergi lateks atau tidak, sebaiknya lakukan tes alergi dan berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.

6. Kondisi medis lainnya

Nyeri yang dirasakan dalam panggul dapat disebabkan oelh berbagai kondisi medis, seperti penyakit radang panggul dan endometriosis atau miom. Jika seseorang merasakan nyeri setelah berhubungan seksual atau pendarahan setelah berhubungan seksual, segeralah melakukan pengobatan ke dokter, agar dapat ditangani.

7.Berhubungan seksual secara berlebihan

Ternyata berhubungan seksual secara berlebihan dapat memberikan efek rasa nyeri pada area miss V setelahnya. Hal tersebut merupakan kondisi yang tidak nyaman dirasakan oleh seorang wanita dan dapat berlangsung setelah melakukan hubungan seksual.

10 Penyebab, 14 Gejala, dan Contohnya

Jakarta

Post-traumatic stress disorder (PTSD) adalah kondisi kesehatan mental yang dipicu peristiwa menakutkan di masa lampau. Risiko ini berlaku bagi yang ikut mengalami atau menyaksikan kejadian tersebut.

Gangguan mentak ini berisiko terjadi pada korban kekerasan fisik atau seksual, perang, kecelakaan, bencana alam. Gejala PTSD biasanya muncul beberapa minggu atau bulan, tidak segera terlihat.

Bukan tidak mungkin PTSD mengganggu aktivitas sehari-hari. Karena itu, tidak ada salahnya membahas PTSD, pencegahan, dan pengobatannya lebih detail.

Apa Itu PTSD?

Post-traumatic stress disorder (PTSD) adalah gangguan kesehatan mental yang mungkin dialami seseorang setelah mengalami peristiwa traumatis. Dahulu, kondisi ini dikenal dengan nama shell shock.

Peristiwa traumatis ini sebetulnya tidak selalu membahayakan pasien PTSD. Namun meninggalkan memori yang kurang menyenangkan, misal ketika orang tua atau anggota keluarga lainnya meninggal dunia.

Pada beberapa kasus, gejala PTSD hilang sendiri. Namun pada kasus lainnya, pasien wajib konsultasi ke dokter untuk mendapat penanganan secepatnya. Contohnya ketika ketakutan mengakibatkan penurunan produktivitas.

Contoh PTSD

Kasus PTSD sempat dialami para pesohor Indonesia dan dunia. Mereka tak ragu mengupload kondisi mentalnya di media sosial, yang tentunya bisa menjadi pelajaran bagi masyarakat umum.

Berikut beberapa contoh kasus PTSD dikutip dari Reuters

PTSD pada Ariana Grande

Pelantun God is a Woman ini mengunggah hasil scan otaknya yang menunjukkan kondisi PTSD di Instagram story. Grande mengalami PTSD usai bom bunuh diri saat konser di Manchester, Inggris, pada 2017.

PTSD pada Venna Melinda

Artis dan politisi Vena Melinda menjelaskan PTSD yang dialaminya, ketika menjadi korban KDRT. Venna berharap bisa segera pulih, sehingga bisa kembali beraktivitas seperti biasa.

PTSD pada Hailey Bieber

Istri Justin Bieber ini menjelaskan kondisi kesehatan mentalnya dalam sebuah podcast. PTSD dialaminya usai serangan stroke ringan di Palm Springs, California. Sejak itu dia ketakutan tiap kali mengunjungi wilayah tersebut dan mengingat sensasi saat stroke.

PTSD pada korban gempa Turki-Suriah

Wilayah Turki dan Suriah mengalami gempa dengan kekuatan 6,4 magnitudo pada Februari 2023. Korban yang terdiagnosa PTSD kebanyakan trauma dengan guncangan dan pemandangan usai gempa.

Penyebab PTSD

PTSD dapat terjadi setelah peristiwa yang sangat menegangkan, menakutkan, atau menyedihkan. Ini dapat menjadi traumatis yang berkepanjangan.

Jenis peristiwa yang dapat menyebabkan PTSD meliputi:

  • Kecelakaan serius
  • Kekerasan fisik atau seksual
  • Pelecehan, termasuk pelecehan masa kecil atau kekerasan dalam rumah tangga
  • Masalah kesehatan yang serius, seperti dirawat di ruang perawatan intensif
  • Pengalaman melahirkan, seperti kehilangan bayi
  • Kematian seseorang terdekat
  • Perang dan konflik
  • Penyiksaan
  • Bencana alam.

Selain hal-hal di atas, struktur otak dan hormon stres juga dapat berperan dalam penyebab PTSD. Penderita PTSD memiliki tingkat hormon stres yang tinggi selama peristiwa traumatis. Tingginya jumlah hormon ini dapat menjadi penyebab beberapa gejala PTSD, seperti mati rasa dan hyperarousal.

Gejala PTSD

Dikutip dari Mayo Clinic, umumnya gejala PTSD dibagi menjadi 4 jenis, yaitu:

Kenangan peristiwa traumatis

Penderita PTSD kerap mengingat atau membicarakan kejadian yang membuatnya trauma. Gejala ini membuat penderita merasakan kembali kejadian tersebut. Ingatan ini juga dapat muncul dalam mimpi atau kilas balik seketika.

Mengelak atau menghindar

Gejala ini membuat kamu mencoba untuk tidak membicarakan atau memikirkan peristiwa tersebut. Untuk itu biasanya penderita PTSD diharuskan untuk menghindari orang, tempat, atau peristiwa yang mengingatkannya karena akan menjadi pemicu stres.

Perubahan suasana hati dan pikiran negatif

Wajarnya, suasana hati berubah secara teratur. Namun, penderita PTSD mengalami kesulitan akan hal ini.Para penderita PTSD dapat merasa sedih, mati rasa, dan putus asa secara tiba-tiba.

Kamu juga mungkin dapat bersikap keras terhadap diri sendiri, dengan rasa bersalah yang besar atau membenci diri sendiri. Gejala ini dapat memperburuk hubungan kamu dengan lingkungan sosialmu.

Perubahan perilaku dan emosi

PTSD juga dapat menyebabkan ledakan emosi yang tidak biasa, seperti mudah terkejut, takut, marah, atau semacamnya. Bahkan, hal ini dapat menyebabkan penderita melakukan tindakan yang dapat menyakiti atau melukai diri sendiri.

PTSD tidak hanya diderita orang dewasa, anak-anak dibawah umur juga dapat mengalaminya. Terdapat gejala khusus PTSD pada anak-anak yaitu:

  • Memerankan kembali peristiwa traumatis atau aspek-aspek dari peristiwa traumatis melalui permainan.
  • Mimpi yang menakutkan yang mungkin atau mungkin tidak mencakup aspek-aspek dari peristiwa traumatis.

Dengan demikian gejala PTSD adalah:

  1. Pikiran yang mengganggu, sehingga kamu tidak bisa berhenti memikirkan peristiwa traumatis
  2. Perubahan suasana hati seperti merasa putus asa, mati rasa, atau cemas
  3. Mudah terkejut
  4. Merasa sangat bersalah atau malu
  5. Merasa tidak tertarik pada hubungan, karier, atau hobi
  6. Kilas balik, yang mungkin membuat kamu merasa seperti menghidupkan kembali peristiwa traumatis
  7. Mimpi buruk
  8. Merasa tertekan secara emosional ketika ada sesuatu yang mengingatkan kamu tentang peristiwa tersebut
  9. Kesulitan berkonsentrasi, tidur, atau makan
  10. Terlibat dalam perilaku yang merusak diri sendiri, seperti penggunaan narkoba
  11. Melukai diri sendiri
  12. Pikiran untuk bunuh diri
  13. Serangan panik
  14. Keyakinan atau ekspektasi negatif tentang diri sendiri, orang lain, atau dunia sekitar.

Pengobatan PTSD

Pengobatan PTSD berfungsi untuk membantu para penderitanya untuk bisa mengontrol emosi dan menghilangkan beban gejala PTSD. Berikut pengobatan yang biasa diberikan:

  • Psikoterapi dapat mengajarkan kamu tentang gejala-gejala yang dialami. Kamu akan belajar bagaimana mengidentifikasi apa yang menjadi pemicunya dan bagaimana mengelolanya.
  • Obat-obatan juga dapat membantu mengatasi gejala PTSD. Obat antidepresan dapat membantu mengendalikan gejala-gejala seperti kesedihan, kekhawatiran, kemarahan, dan perasaan mati rasa. Obat-obatan yang lainnya dapat membantu mengatasi masalah tidur dan mimpi buruk.

Bagi penderita PTSD, kamu disarankan untuk langsung berkonsultasi dengan psikiater atau orang yang profesional untuk mendapatkan pengobatan terbaik.

Pencegahan PTSD

Ada beberapa faktor tertentu yang dapat membantu mengurangi risiko terkena PTSD. Mengutip dari Medlineplus, faktor-faktor ini dikenal sebagai faktor ketahanan yaitu:

  • Dukungan dari orang terdekat, seperti teman, keluarga, atau para komunitas terkait
  • Belajar untuk merasa nyaman dengan diri sendiri dalam menghadapi bahaya
  • Memiliki strategi untuk melewati kejadian buruk dan belajar dari hal tersebut
  • Mampu bertindak dan merespons secara efektif meskipun merasa takut.

Peneliti menyimpulkan bahwa pencegahan ini sangat penting untuk mengurangi resiko PTSD. Ini dipercaya dapat membuat para penderitanya dapat mengontrol emosi saat mengalami gejala yang tiba-tiba muncul.

Nah, itu dia informasi terkait Post-traumatic stress disorder (PTSD). Mulai dari penyebab, gejala, cara mencegahnya, hingga pengobatan yang dapat dilakukan. Semoga bermanfaat ya.

Simak Video “Teknik Baru Atasi Gangguan Kesehatan Mental dengan VR
[Gambas:Video 20detik]
(row/row)

Urethritis: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Jakarta

Sering berganti-ganti pasangan berisiko menimbulkan infeksi menular seksual (IMS). IMS menyebabkan penyakit lainnya, salah satunya urethritis. Urethritis terjadi ketika saluran uretra radang dan iritasi.

Apa Itu Urethritis?

Urethritis adalah suatu kondisi uretra atau saluran yang membawa urin dari kandung kemih ke luar tubuh, menjadi radang dan iritasi.

Urethritis tidak sama dengan infeksi saluran kemih (ISK). Urethritis adalah peradangan pada uretra sedangkan ISK adalah infeksi pada saluran kemih. Mereka mungkin memiliki gejala yang sama, tetapi memerlukan metode pengobatan yang berbeda tergantung pada penyebab urethritis.

Urethritis memengaruhi orang-orang dari segala usia. Namun, wanita memiliki peluang lebih besar untuk mengalaminya. Ini sebagian karena uretra pria yang merupakan panjang penis, jauh lebih panjang daripada wanita. Itu membuat bakteri lebih mudah masuk ke uretra.

Gejala Urethritis

Gejala pada pria:

  • Sensasi terbakar saat buang air kecil
  • Gatal atau terbakar di dekat pembukaan penis
  • Adanya darah dalam air mani atau urin
  • Keluar cairan dari penis

Gejala pada wanita:

  • Lebih sering ingin buang air kecil
  • Rasa tidak nyaman saat buang air kecil
  • Terbakar atau iritasi pada pembukaan uretra
  • Keputihan yang tidak normal dari vagina

Penyebab Urethritis

Infeksi menular seksual adalah penyebab umum urethritis. Selain gonore, IMS lain yang berhubungan dengan urethritis antara lain:

  • Klamidia
  • Trikomoniasis
  • Bulu kemaluan

Namun, seseorang juga bisa terkena urethritis dari:

  • Infeksi saluran kemih
  • Infeksi jamur
  • Paparan iritasi seperti spermisida, douche dan sabun
  • Aktivitas yang menekan uretra, seperti mengendarai sepeda atau tindakan seksual
  • Menempatkan sesuatu di dalam uretra, seperti kateter untuk membantu buang air kecil.

Faktor Risiko Urethritis

Siapapun bisa terkena urethritis. Namun, ada faktor risiko yang meningkatkan seseorang terkena penyakit ini.

  • Berada di antara usia 15 dan 24
  • Memiliki lebih dari satu pasangan seksual
  • Berhubungan seks tanpa pengaman
  • Menggunakan barang-barang yang mungkin mengandung iritan, seperti tampon deodoran, douche, spermisida, atau pelumas pribadi
  • Mengalami trauma pada uretra karena cedera atau pemasangan kateter

Komplikasi Urethritis

Jika infeksi tidak diobati, efeknya bisa bertahan lama dan cukup serius. Infeksi dapat menyebar ke bagian lain dari saluran kemih, termasuk ureter, ginjal, dan kandung kemih. Infeksi ini bisa menyakitkan dengan sendirinya. Meskipun dapat diobati dengan antibiotik yang lebih intensif, dapat menyebabkan kerusakan pada organ. Infeksi yang tidak diobati juga dapat menyebar ke darah dan mengakibatkan sepsis

Selain itu, IMS yang sering menyebabkan urethritis dapat merusak sistem reproduksi. Wanita dapat mengalami penyakit radang panggul, kemandulan, nyeri panggul yang berkelanjutan, atau nyeri saat berhubungan seks.

Pria mungkin mengalami peradangan yang menyakitkan atau infeksi pada kelenjar prostat,atau penyempitan bagian uretra karena jaringan parut. Buang air kecil terasa menyakitkan.

Diagnosis Urethritis

Dokter akan bertanya tentang gejala dan memeriksa area genital untuk mengetahui adanya cairan, nyeri tekan, luka, dan tanda-tanda IMS.

Pasien menjalani tes untuk menganalisis sampel urin atau swab yang diambil dari uretra atau area vagina. Tes darah dapat dilakukan untuk memeriksa IMS lainnya, seperti HIV dan sifilis.

Pengobatan Urethritis

Antibiotik dapat menyembuhkan urethritis yang disebabkan oleh bakteri. Banyak antibiotik yang berbeda dapat mengobati uretritis. Beberapa yang paling sering diresepkan termasuk:

  • Adoxa, doxycycline, monodox, oracea
  • Azitromisin, zithromax
  • Ceftriaxone
  • Uretritis akibat infeksi trikomonas (disebut trikomoniasis) biasanya diobati dengan antibiotik yang disebut metronidazol. Tinidazole adalah antibiotik lain yang dapat mengobati trikomoniasis.
  • Pasangan seksual juga harus dirawat untuk mencegah infeksi ulang. Penting untuk melakukan tes ulang setelah 3 bulan untuk memastikan infeksi benar-benar bersih. Ini termasuk bahkan jika pasangan dirawat.
  • Urethritis karena virus herpes simpleks dapat diobati dengan asiklovir, famsiklovir, valasiklovir.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika telah didiagnosis mengidap urethritis, hubungi tenaga medis jika:

  • Tidak merasa lebih baik meskipun telah mengikuti petunjuk minum obat
  • Merasa kondisi semakin buruk
  • Mengalami tanda atau gejala baru
  • Mengalami reaksi buruk terhadap pengobatan

Simak Video “Gejala Cacar Monyet Dilaporkan Mirip Infeksi Menular Seksual
[Gambas:Video 20detik]
(suc/suc)

Gejala Darah Rendah, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Jakarta

Hipotensi atau tekanan darah rendah adalah ketika tensi sangat kecil dibanding tekanan darah normal. Hal ini bisa terjadi karena berbag ai kondisi sendiri atau beberapa hal lainnya dengan menunjukkan gejala-gejala tertentu.

Apa Itu Darah Rendah?

Tekanan darah rendah terjadi ketika tekanan darah jauh lebih rendah dari biasanya. Ini berarti jantung, otak, dan bagian tubuh lainnya tidak mendapatkan cukup darah. Tekanan darah normal untuk dewasa muda adalah 90/60 mmHg hingga 120/80 mmHg, yang dikutip dari Penn Medicine.

Gejala Darah Rendah

Tekanan darah rendah biasanya menimbulkan beberapa gejala tertentu, seperti:

  • Penglihatan kabur
  • Kebingungan
  • Pusing
  • Pingsan (sinkop)
  • Sulit berkonsentrasi
  • Mual atau muntah
  • Kantuk
  • Kelemahan.

Penyebab Tekanan Darah Rendah

Ada beberapa kondisi di mana seseorang bisa mengalami tekanan darah rendah. Dikutip dari Mayo Clinic, berikut kondisi medis yang dapat menyebabkan tekanan darah rendah meliputi:

1. Kehamilan

Selama kehamilan dapat membuat pembuluh darah melebar dengan cepat. Perubahan tersebut dapat menyebabkan tekanan darah turun. Tekanan darah rendah umum terjadi pada 24 minggu pertama kehamilan.

2. Kondisi Jantung dan Katup Jantung

Serangan jantung, gagal jantung, penyakit katup jantung, dan detak jantung yang sangat rendah (bradikardia) dapat menyebabkan tekanan darah rendah.

3. Penyakit Hormon (Gangguan Endokrin)

Kondisi medis ini memengaruhi kelenjar paratiroid atau adrenal yang menyebabkan tekanan darah turun. Selain itu, hipoglikemia atau gula darah rendah dan diabetes juga mampu menyebabkan tekanan darah rendah.

4. Dehidrasi

Ketika tubuh kekurangan air, jumlah darah dalam tubuh (volume darah) berkurang. Hal ini dapat menyebabkan tekanan darah turun. Demam, muntah, diare berat, penggunaan diuretik yang berlebihan, dan olahraga berat dapat menyebabkan dehidrasi.

5. Kehilangan Darah

Kondisi medis satu ini biasanya terjadi karena cedera atau pendarahan internal yang mengakibatkan kehilangan banyak darah hingga mengurangi volume darah. Hasilnya, terjadi penurunan tekanan darah yang cukup parah.

6. Septikemia (Infeksi Parah)

Ketika infeksi dalam tubuh memasuki aliran darah, penurunan tekanan darah dapat terjadi. Hal ini mampu mengancam jiwa yang disebut sebagai septic shock (shock septic).

7. Reaksi Alergi Parah (Anafilaksis)

Gejala reaksi alergi yang parah bisa menjadi penyebab penurunan tekanan darah secara drastis dan membuat saluran pernapasan jadi sempit.

8. Kurangnya Nutrisi dalam Makanan

Tubuh memerlukan makanan yang mengandung kadar vitamin B12, folat, dan zat besi yang rendah dapat mencegah tubuh memproduksi cukup sel darah merah (anemia). Jika tubuh kekurangan yang menopang nutrisi dapat menyebabkan tekanan darah rendah.

Cara Mengatasi Darah Rendah

Bagi Penderita darah rendah, berikut ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengatasi darah rendah.

1. Garam

Para ahli merekomendasikan penggunaan garam yang dapat meningkatkan tekanan darah. Meskipun begitu, penting untuk mengontrol penggunaan garam karena terlalu banyak garam menyebabkan gagal jantung, terutama untuk orang yang lebih tua.

2. Minum Lebih Banyak Air

Air atau cairan dapat meningkatkan volume darah dan menghindarkan diri dari dehidrasi yang penting dalam mengobati hipotensi,

3. Mengenakan Stoking Kompres

Stoking kompres disebut juga sebagai stoking penyangga, yaitu stocking elastis yang biasa digunakan untuk meredakan nyeri dan pembengkakan varises. Stoking ini dapat meningkatkan aliran darah dari kaki ke jantung. Namun, beberapa orang mentolerir pengikat perut elastis lebih baik daripada stoking kompresi.

4. Obat-obatan

Beberapa obat tersedia untuk mengobati tekanan darah rendah yang terjadi saat berdiri. Misalnya, obat fludrocortisone yang meningkatkan volume darah.

Detikers jangan ragu segera ke dokter jika mengalami gejala darah rendah ya. Konsultasi dan penanganan secepatnya mencegah kamu mengalami risiko akibat darah rendah.

Simak Video “Indra Bekti Punya Riwayat Hipertensi Setahun Terakhir
[Gambas:Video 20detik]
(row/row)