Tag: RUU

Bawa Keranda-Pakai APD, PPNI Pimpin Demo Tolak RUU Kesehatan di Depan DPR


Jakarta

Sejumlah massa dari organisasi profesi kesehatan mendatangi gedung DPR RI di Senayan, Jakarta Selatan, menolak pengesahan RUU Kesehatan. Rencananya, RUU tersebut akan disahkan hari ini, Selasa (11/7/2023).

Para massa juga terlihat memakai alat pelindung diri (APD) dan membawa keranda, simbolisasi penolakan RUU Kesehatan. Mereka membawa keranda bertuliskan ‘matinya aspirasi rakyat’.

Beberapa juga membawa spanduk bertuliskan ‘Stop Pembahasan RUU Kesehatan: Tolak Liberalisasi dan Kapitalisasi Kesehatan’. Ada juga yang bertuliskan ‘Jangan Kau Cabut UU Keperawatan’.

Berdasarkan pantauan detikcom, demonstran berasal dari sejumlah organisasi profesi kesehatan seperti IDI, PPNI, IBI, IAI, hingga mahasiswa kedokteran dan keperawatan dari sejumlah kampus di Jabodetabek.

Dalam sambutannya, Ketua Umum PPNI dr Harif Fadhillah menyampaikan aksi hari ini bertujuan untuk menyatakan sikap menolak RUU Kesehatan.

“Khusus perawat, kita ada pelayanan keperawatan, ada praktik perawat, ada kewenangan perawat, ada jenis perawat dan ada pendidikan berkelanjutan bagi perawat. Dalam undang-undang (RUU Kesehatan) ini hilang, apa Anda menerima?” teriak dr Harif.

Simak Video “Momen IDI hingga PDGI Demo, Tolak RUU Kesehatan
[Gambas:Video 20detik]
(kna/kna)

CISDI Sentil RUU Kesehatan Omnibus Law Nihil Pelarangan Iklan Rokok

Jakarta

Founder dan CEO Center for Indonesia’s Strategic Development Initiative (CISDI), Diah S Saminarsih, menyoroti beberapa catatan yang perlu dilengkapi pemerintah dalam penyusunan RUU Kesehatan Omnibus Law. Salah satunya terkait nihilnya poin pelarangan iklan rokok.

Menurutnya, hal ini berbahaya lantaran bisa ‘memakmurkan’ jumlah perokok, termasuk pada kelompok usia anak. Iklan rokok membuat seolah-olah produk tersebut aman dan tidak berbahaya jika dikonsumsi.

“Di mana belum memasukkan pelarangan iklan, promosi, dan sponsor, atau biasa kita kenal dengan iklan promosi dan sponsorship, IPS kalau kita singkat, untuk produk tembakau ini konsekuensinya sangat besar,” papar dia dalam konferensi pers virtual Kamis (8/6/2023).

“Publik terutama anak-anak, kita juga perokok laki-lakinya sangat besar tertinggi di dunia kalau saya tidak salah 74 persen padahal kita populasinya nomor 5 terbesar di dunia tapi jumlah perokoknya banyak,” sambung dia.

Nihil pelarangan tersebut juga bisa membuat jumlah perokok pada anak terus merangkak naik. Seperti diberitakan sebelumnya, sejumlah iklan di beberapa kota bahkan terpampang jelas di setiap jalanan dekat sekolah.

Misalnya, kota Tangerang Selatan. Dari delapan titik penjualan, ada enam di antaranya yang berada di dekat sekolah berbentuk neon box dan display, tema petualangan atau maskulinitas.

Sementara 23 IPS rokok yang berada di luar ruang, 83 persen bentuk spanduk, 83 persen promosi mencantumkan harga.

“Anak-anak akan terus terpapar di usia yang relatif masih muda oleh iklan-iklan atau promosi dari produk rokok yang seolah-olah diceritakan baik padahal berbahaya bagi kesehatan,” pungkas dia.

Simak Video “Momen IDI hingga PDGI Demo, Tolak RUU Kesehatan
[Gambas:Video 20detik]
(naf/up)