Tag: Seserius

Tanda Awal Kecanduan Tramadol, Seserius Ini Efeknya Jika Kecanduan


Jakarta

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) ikut menyoroti penyalahgunaan obat tramadol yang membuat seratusan warga di Karawang mengalami kecanduan, mulai dari anak SD hingga lansia. Tramadol sebenarnya termasuk dalam golongan obat-obat tertentu (OOT) berdasarkan peraturan BPOM Nomor 10 Tahun 2019 tentang Pedoman Pengelolaan Obat-obat Tertentu yang Sering Disalahgunakan.

Tramadol tidak direkomendasikan untuk anak-anak. Obat dengan indikasi
mengatasi nyeri ini juga memerlukan resep dokter dan tidak untuk dijual bebas.

“Efek samping penggunaan obat tersebut adalah mual dan muntah, konstipasi, dan rasa mengantuk. Pada penggunaan dosis lebih besar menyebabkan depresi napas, hipotensi, dan kekakuan otot,” beber BPOM RI dalam keterangan tertulis, Minggu (13/8/2023).

“Selain itu efek samping lain yang dapat timbul adalah perasaan tidak nyaman di perut, diare, hipotensi, dan hipertensi okasional, bahkan juga terjadi dapat paraestesia, dan anafilaksis, serta kebingungan,” lanjut dia.

Jika seseorang sudah mengonsumsi tramadol dalam jangka panjang, muncul toleransi pada penggunaan tramadol dengan membutuhkan dosis lebih besar untuk menghilangkan rasa sakit dan muncul efek euforia.

Hal itu merupakan tanda awal ketergantungan fisik terhadap obat tramadol. Jika berhenti, otomatis akan mengalami gejala putus obat.

“Sehingga hal ini harus ditangani dengan tepat oleh dokter. Penanganan yang tepat dapat menghindari terjadinya efek samping jangka panjang yaitu menurunnya fungsi kognitif dan melemahnya kondisi tubuh,” pungkas BPOM.

Simak Video “Kemenkes soal Viral Kecanduan Tramadol di Karawang: Sangat Dilarang!
[Gambas:Video 20detik]
(naf/naf)

Nggak Cuma Gosong, Seserius Ini Efek Panas-panasan Tak Pakai Sunscreen


Jakarta

Masyarakat mungkin waswas perihal dampak paparan sinar matahari secara langsung, misalnya memicu kulit menggelap atau penuaan dini. Khususnya, di tengah cuaca panas ekstrem banyak wilayah beberapa hari terakhir.

Namun di samping itu, dokter juga mewanti-wanti risiko kanker kulit. Terlebih, pada mereka yang sering beraktivitas di luar rumah siang hari ketika paparan matahari sedang terik-teriknya. Pasalnya, paparan ultraviolet memang menjadi faktor pemicu utama kasus kanker kulit.

Hal itu diungkapkan oleh dokter spesialis bedah onkologi sekaligus Sekjen Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia (PERABOI) dr M Yadi Permana, SpB(K) Onk. Menurutnya, risiko kanker kulit pada orang yang sering terpapar sinar matahari secara langsung bisa mencapai 20 hingga 50 persen.

“Kanker kulit tidak ada gejala nyeri, seringnya tidak ada gejala luka sehingga sering dianggap remeh. Bahkan beberapa pasien yang datang sudah mencapai mendekati mata. Tahi lalat sudah mendekati mata, baru datang berobat,” terangnya dalam diskusi daring, Selasa (1/8/2023).

Lebih lanjut dr Yadi menjelaskan, di Indonesia, kasus kanker kulit paling banyak ditemukan pada jenis kelamin laki-laki. Sedangkan perihal usia, paling banyak dialami oleh masyarakat berusia 40 tahun ke atas.

Walhasil ia menegaskan pentingnya upaya proteksi masyarakat Indonesia dari efek paparan sinar matahari langsung. Di antaranya, dengan menggunakan sunscreen ketika beraktivitas di luar rumah. Khususnya, pada waktu tertentu yakni di atas pukul 9 pagi hingga sekitar 3 atau 4 sore.

“Dua sampai tiga jam itu apply ulang (sunscreen) kalau kita masih beraktivitas di luar ruangan yang notabenenya masih terkena (paparan sinar matahari),” pungkas dr Yadi.

Simak Video “‘Perlengkapan Tempur Melawan Matahari’ Laris Manis di Beijing
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/naf)