Jakarta –
Polusi udara masih menghantui sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk DKI Jakarta. Melihat itu, Presiden Joko Widodo akan mempertimbangkan opsi kelonggaran bagi pekerja untuk bekerja dari rumah saat kondisi polusi memburuk.
Tak hanya orang dewasa, anak-anak juga termasuk dalam kategori kelompok yang sensitif terhadap polusi udara. Lantas, perlukah anak sekolah melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) di tengah kondisi kualitas udara yang buruk?
Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi atau yang akrab disapa sebagai Kak Seto, mengatakan penerapan PJJ untuk anak sekolah mungkin perlu diterapkan. Sebab, itu merupakan salah satu upaya yang bisa diterapkan untuk menghindari polusi udara yang semakin memburuk.
Menurutnya, polusi tak terlalu berbeda jauh dengan virus Corona yang juga sangat berbahaya untuk kesehatan tubuh.
“Karena lingkungan di luar ya. Itu tidak terlalu jauh berbeda dengan virus corona. Jadi mengajak anak sementara di rumah saja,” ucapnya saat ditemui di Jakarta Selatan, Selasa (15/8/2023).
“Dan mungkin beberapa kantor juga sementara bekerja di rumah. Anak juga, jadi supaya tidak terkena polusi,” sambungnya.
Namun, menurut perwakilan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Bernie Endyarni Medise, SpA(K), MPH, penerapan PJJ ini perlu dipertimbangkan lagi. Pasalnya, metode tersebut mungkin akan membuat anak didik lebih sulit untuk menyerap pelajaran dengan baik.
“Supaya anak ini harus terus bisa sekolah dong, jadinya mungkin perlunya pemerintah apa, kemudian mungkin pengguna kendaraan karena kan polusi banyak dari kendaraan. Mungkin lebih banyak pakai transportasi yang nyaman mungkin. Jadi apa yang bisa dilakukan untuk mengurangi polusi ini,” jelas dr Bernie.
NEXT: Bagaimana Menurut Kemenkes?
Simak Video “Polusi Jakarta Memprihatinkan, Paparannya Bikin Iritasi Saluran Napas“
[Gambas:Video 20detik]