Tag: Sih

Lagi Tren Olahraga Lari, Aman Nggak Sih Langsung ‘Gas-gasan’ Jajal 5K?


Jakarta

Olahraga merupakan aktivitas fisik yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh secara keseluruhan. Rutin berolahraga juga bisa berdampak pada perbaikan fungsi jantung.

Namun dalam keadaan tertentu, olahraga juga bisa berakibat fatal. Kondisi ini terjadi sat terlalu memaksakan diri saat ingin olahraga.

“Olahraga yang berlebihan juga bisa mencederai tubuh, misal yang tadinya nggak olahraga terus mau lari kenceng 5K, itu berbahaya buat jantung,” ujar spesialis jantung dan pembuluh darah dr Dwita Rian Desandri, SpJP(K) dalam Webinar World Heart Day 2023 di detikcom, Selasa (26/9/2023).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka yang jadi ‘atlet dadakan’ malah lebih berisiko mengalami cedera dan kerusakan fungsi jantung. Hal ini karena jantung tidak terlatih namun mendadak diminta bekerja berat.

Jika ingin memulai untuk berolahraga, bisa dengan memilih latihan dengan intensitas ringan seperti berjalan kaki. Olahraga ini cocok buat kaum mageran karena bisa dilakukan 3 kali seminggu dengan durasi 20-30 menit.

“Jantung nggak terlatih terus disuruh kerja berat, malah risiko penyakit jantungnya meningkat. makanya dibutuhkan olahraga yg progresif, mulai dari yang ringan, sedang, baru kalau sudah terlatih intensitasnya berat,” tandasnya.

Simak Video “World Heart Day 2023: Kenali Jantungmu, Sayangi Jantungmu
[Gambas:Video 20detik]
(kna/up)

Miss V Jadi Kendur gegara Keseringan Bercinta, Mitos atau Fakta Sih?


Jakarta

Banyak wanita, bahkan pria, percaya bahwa semakin sering seorang wanita melakukan hubungan seksual, vagina wanita tersebut akan menjadi kendur dan melebar. Padahal sebenarnya, anggapan ini tidak didukung oleh bukti medis yang kuat.

“Vagina bersifat elastis dan memiliki kemampuan untuk meregang selama berhubungan seks. Namun, ukurannya kembali normal setelah berhubungan. Berhubungan seks secara teratur, tidak peduli seberapa sering Anda melakukannya, tidak akan membuat vagina menjadi kendur,” jelas salah satu dokter kandungan terkemuka di Mumbai.

Ketika wanita merasa bergairah, tubuh biasanya secara alami menghasilkan pelumas untuk memudahkan penetrasi dan menjaga kenyamanan selama berhubungan seksual. Selesai aktivitas penetrasi, vagina secara alami akan kembali ke kondisi aslinya. Ini berarti, meskipun berhubungan seksual secara rutin, baik dengan frekuensi tinggi maupun rendah, vagina tidak akan mengalami kendur.

Perubahan pada area vagina mungkin terjadi ketika seorang wanita baru melakukan hubungan seksual untuk pertama kalinya. Selaput dara, yakni lapisan tipis yang menutupi pembukaan vagina, bisa robek pada saat itu. Namun, beberapa wanita mungkin telah mengalami robekan pada selaput dara sebelum berhubungan seksual, karena aktivitas fisik atau olahraga.

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kondisi vagina adalah proses persalinan atau melahirkan. Pada saat persalinan, kondisi vagina akan meregang untuk mempermudah kelahiran bayi. Beberapa wanita merasa bahwa setelah melahirkan, vaginanya tidak serapat sebelumnya. Akan tetapi, hal ini merupakan suatu proses alami yang terjadi sebagai bagian dari perubahan tubuh yang terjadi selama masa kehamilan dan persalinan.

Dengan demikian, frekuensi berhubungan seksual yang sering tidak menyebabkan vagina kendur. Tidak perlu khawatir tentang mitos yang berkaitan dengan vagina yang kendur. Umumnya, setiap wanita memiliki ukuran dan bentuk vagina yang berbeda, yang merupakan bagian dari keunikan setiap orang.

Simak Video “Kembali Bak Perawan dalam 30 Menit!
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/vyp)

Miss V Kentut saat Bercinta Bikin Malu, Bahaya Nggak Sih?

Jakarta

Keluar angin atau kentut dari vagina kadang dialami wanita saat berhubungan seks atau berolahraga. Meski kerap membuat malu, kondisi ini umumnya tidak berbahaya.

Kentut dari vagina disebut juga queef. Kondisi ini terjadi ketika udara terperangkap di dalam rongga vagina. Pada saat tertentu, udara ini bisa keluar dari vagina dan membuat suara seperti kentut.

“Sangat normal bagi seseorang untuk buang angin 10 hingga 20 kali per hari, dan usus besar tidak terlalu peduli dengan apa lagi yang mungkin terjadi,” kata dr Elizabeth Blaney, MD, asisten profesor kedokteran di Gastroenterologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Washington.

Kondisi ini umumnya normal dan jarang menjadi masalah kesehatan atau tanda suatu penyakit. Hampir serupa dengan kentut dari anus, kentut dari vagina terkadang juga disertai suara kecil bersamaan dengan keluarnya gas. Tapi ada perbedaan mendasar, kentut dari vagina tidak berbau laiknya kentut dari anus.

“Anda tidak selalu bisa mencegah kentut saat berhubungan seks, dan sebagian besar waktu, itu tidak menunjukkan ada yang salah,” kata Blaney.

Bagaimana Cara Mengatasinya?

Terkadang kentut saat berhubungan seks tidak dapat dihindari, tetapi perubahan gaya hidup dapat membantu menghindari kelebihan gas yang dapat dikeluarkan saat berhubungan seks.

Berikut adalah beberapa tips dari dr Blaney untuk mencegah kentut saat berhubungan seks.

1. BAB sebelum bercinta. Hal ini biasanya dapat menghilangkan perasaan harus kentut atau kehilangan kendali atas usus saat berhubungan seks

2. Beralih posisi seks jika merasakan kentut datang. Cobalah posisi seperti misionaris membantu pantat tetap mengepal dan dapat menghindari kentut

3. Hindari posisi seks yang banyak membungkuk. Sebab membungkuk dan meregangkan dapat membuat seseorang lebih mudah kehilangan kendali atas kentut yang keluar

4. Hindari makanan pemicu kentut beberapa jam sebelum berhubungan seks, seperti bawang, brokoli, kubis Brussel, dan gandum dapat membuat sebagian orang kembung

5. Hindari minuman berkarbonasi. Minuman ini tentu membuat perut kembung dan memicu kentut

Simak Video “Kembali Bak Perawan dalam 30 Menit!
[Gambas:Video 20detik]
(Faesal Mubarok/suc)

Miss V Berbau, Normalkah? Bisa Jadi Sih, tapi Begini Penjelasan Dokter

Jakarta

Bau pada vagina seringkali bikin wanita insecure. Sebab banyak wanita khawatir, vagina yang berbau bakal bikin pasangan tak nyaman saat bercinta. Padahal perlu diketahui, bau vagina dapat berubah dari hari ke hari sebagai efek dari siklus menstruasi. Bau ini juga mungkin tercium setelah berhubungan seks. Faktor lain seperti berkeringat juga bisa menyebabkan bau pada vagina.

Selain itu, bau pada vagina juga bisa disebabkan oleh area sekitar vagina yang berkeringat. Dikutip dari Mayo Clinic, bakteri vaginosis adalah pertumbuhan berlebih dari bakteri yang biasanya ada di vagina. Ini adalah kondisi umum yang dapat menyebabkan bau pada vagina. Namun pada beberapa kasus lainnya, bau pada vagina bisa dipicu oleh trikomoniasis dan infeksi menular seksual (IMS).

Bau Normal Vagina

“Sulit untuk menentukan dengan tepat seperti apa bau vagina yang normal dan sehat karena setiap orang memiliki aroma yang berbeda,” kata pakar kesehatan wanita, dr Sherry Ross. Tetapi, beberapa orang menggunakan kata-kata seperti tanah, pedas, atau sedikit asam untuk menggambarkan bau khas vagina.

Kuncinya adalah mengetahui apa bau ‘normal’ yang seseorang rasakan. Setiap wanita perlu memahami bau vagina mereka, karena bau di setiap orang akan berbeda-beda.

“Kita semua yang memiliki vagina biasanya tahu perasaan canggung jika bau baru dan aneh menghampiri kita. Vagina sangat sensitif terhadap berbagai perubahan di lingkungan sehari-hari, jadi apa pun yang memengaruhi keseimbangan halus ini akan mempengaruhi bau serta jenis keputihan dan konsistensinya,” ucap dr Ross.

Cara Menghilangkan Bau Vagina

Cara menghilangkan bau pada vagina sebenarnya tergantung pada penyebabnya. Jika seseorang mengidap trikomoniasis, bau tersebut mungkin perlu diatasi dengan obat-obatan. Jika penyebab bau vagina adalah Bakterial Vaginosis (BV), mungkin perlu diobati dengan antibiotik.

Selain kondisi tersebut, yang perlu diperhatikan jika ingin menghilangkan bau pada vagina adalah dengan mengatur pola makan dan menjaga kebersihan diri dan vagina.

Simak Video “Mengenal Teknologi Chip ‘Vagina’: Fungsi hingga Cara Kerja
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/vyp)

Kebaikan Minum Air yang Cukup untuk Bumil, Berapa Sih Kebutuhannya?


Jakarta

Bukan rahasia lagi selama kehamilan, makanan yang dikonsumsi sang ibu akan membantu pertumbuhan dan perkembangan janin. Begitu juga dengan apa yang diminum selama kehamilan.

Diketahui, kebutuhan air minum pada ibu hamil (bumil) juga akan meningkat untuk mendukung kehamilan. Karena itu, penting buat ibu hamil tetap terhidrasi.

Asupan cairan yang tercukupi untuk ibu hamil menjadi penting. Sebab, cairan yang tercukupi membantu Bunda agar tidak dehidrasi karena sering berkeringat selama kehamilan.

Selain itu, melansir dari Tommy’s, minum air yang cukup dapat membantu ibu hamil merasa sehat. Ini juga akan membantu beberapa masalah kehamilan yang umum, seperti sembelit dan kelelahan.

Agar ibu hamil bisa mewaspadai dehidrasi selama kehamilan, yuk kenali gejalanya.

• Merasa haus.

• Urine yang berwarna kuning tua atau berbau tajam.

• Merasa pusing.

• Merasa lelah.

• Mulut, bibir dan mata kering.

• Tidak terlalu sering buang air kecil, kurang dari 4 kali sehari.

Ketahui Kecukupan Air yang Harus Diminum Ibu Hamil

Kebutuhan air seseorang dapat dihitung berdasarkan berapa banyak makanan yang dibutuhkan per harinya. Biasanya, orang dewasa membutuhkan sekitar 1 liter hingga 1,5 liter air untuk setiap kalori yang di konsumsi.

Kebutuhan air akan meningkat saat kehamilan. Di awal kehamilan, ibu hamil tidak perlu khawatir harus minum lebih banyak air, tetapi tetap perlu waspada terhadap seberapa banyak air yang diminum.

Para ahli mengatakan wanita hamil harus minum 8 gelas hingga 12 gelas air atau sama dengan 1,9 liter hingga 2,8 liter dalam sehari. Semua minuman dihitung, termasuk minuman panas seperti teh tanpa kafein dan kopi.

Penting untuk membatasi minuman yang mengandung kafein selama kehamilan karena terlalu banyak dapat memengaruhi pertumbuhan Si Kecil, termasuk minuman berenergi. Penting juga untuk menghindari terlalu banyak minum minuman bersoda, atau minuman yang tinggi gula sebagai bagian dari diet sehat.

Selain kecukupan air mineral, pastikan juga memilih air mineral dengan kandungan kualitas mineralnya. Apalagi air mineral merupakan 70% kebutuhan sehari-hari. Karena itu harus dipilih yang mengandung mineral esensial, bersih, dan terjaga keamanannya seperti Le Minerale.

“Berbeda dengan galon pada umumnya, galon Le Minerale mengandung mineral essensial dari sumber mata air berkualitas tinggi, yang diperlukan untuk kesehatan tubuh. Ini membuat rasanya lebih segar, lebih enteng dan yang pasti tidak membuat enek, pas untuk ibu hamil yang sering tidak bisa minum air mineral,” terang Le Minerale yang detikcom kutip, Rabu (28/6/2023)

Galon Le Minerale juga menggunakan galon bening yang selalu baru dengan tutup rapat kedap udara, sehingga mineral essensial dan kesegarannya terjaga sempurna sampai ke tangan konsumen. Bunda pun jadi bisa memastikan kebersihan air minum yang bebas kuman, virus, dan bakteri.

Simak Video “Hanya 55% Ibu Hamil yang Dites HIV, Kemenkes: Sebagian Tak Dapat Izin Suami
[Gambas:Video 20detik]
(prf/ega)