Jakarta –
Stroke adalah salah satu jenis penyakit gangguan fungsi saraf akut yang dapat menyebabkan terganggunya peredaran darah pada otak. Kondisi ini dapat terjadi apabila pembuluh darah yang membawa darah dan oksigen ke otak mengalami penyumbatan.
Stroke merupakan penyakit berbahaya yang dapat dialami oleh siapa saja, baik orang tua, anak muda, laki-laki, dan perempuan. Oleh karena ini, pengendalian faktor risiko perlu dilakukan untuk mengurangi risiko stroke.
Wanita merupakan salah satu kelompok yang memiliki risiko penyakit stroke lebih tinggi. Dikutip dari Mayo Clinic, ada beberapa faktor yang membuat wanita lebih berisiko mengidap stroke.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alat kontrasepsi oral, kehamilan, dan terapi pasca menopause secara umum dapat meningkatkan risiko stroke pada wanita. Wanita yang mengidap preeklamsia, eklampsia, atau diabetes gestasional saat hamil juga memiliki risiko lebih tinggi untuk mengidap stroke.
Dokter spesialis saraf dr Al Rasyid, SpS(K) menuturkan bahwa memang terdapat beberapa faktor risiko pada wanita yang dapat meningkatkan risiko penyakit stroke hingga sembilan kali lipat.
“Pada wanita risiko stroke dapat meningkat sembilan kali lipat jika terdapat tiga faktor risiko ini. Yang pertama migrain dengan gejala penyerta aura, penggunaan kontrasepsi oral, dan kebiasaan merokok,” ujar dr Rasyid ketika ditemui detikcom beberapa waktu lalu.
“Selain itu wanita hamil yang memiliki tekanan darah tinggi juga berisiko mengalami stroke. Ini terjadi karena perubahan kekentalan darah sehingga mudah terjadi penggumpalan darah,” sambungnya.
NEXT: Cara Cegah Penyakit Stroke